Ticker

6/recent/ticker-posts

DERMAGA SENILAI RATUSAN JUTA DARI DANA DESA HANYA UNTUK TAMBAT BEBERAPA PERAHU, PIHAK DESA SEBUT BEGINI

Beberapa perahu nelayan tambat di Dermaga
Tambat Perahu Desa Dukong.
SatamExpose.com/Aldhie

TANJUNGPANDAN, SATAMEXPOSE.COM – Sebuah dermaga tambat perahu di Desa Dukong, Tanjungpandan, Belitung sempat menjadi perbincangan hangat di dunia maya. Tepatnya dalam sebuah grup facebook diskusi.

Dermaga yang diperuntukkan untuk nelayan setempat menambatkan perahu tersebut terkesan mubazir. Pasalnya setiap harinya hanya ada setidaknya lima perahu nelayan yang tambat.
Menurut informasi yang diunggah sebuah akun di grup Facebook tersebut, dermaga tersebut juga terendam air saat air laut pasang. Sehingga pemilik perahu kesulitan saat akan menuju ke perahu.





Pantauan SatamExpose.com di lokasi dermaga, jalan menuju dermaga belum sepenuhnya selesai ditimbun. Tinggi jalan juga sama dengan dermaga, berjarak setidaknya puluhan sentimeter.
Dermaga tambat yang dibangun juga tidak tepat berada di pinggir air saat air laut pasang. Sehingga nelayan harus membangun jembatan papan dari dermaga ke pinggir air.

‎Proyek pembangunan dermaga tambat tersebut dilaksanakan Pemerintah Desa Dukong. Biaya pembangunan yang menelan anggaran Dana Desa sekitar Rp 900 juta.





Menurut Kepala Desa Dukong Zainal, pembangunan tambat perahu itu memang belum selesai dilaksanakan. Pembangunan tersebut masuk dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Desa (RPJMDes).

"Sebenarnya itu bukan dermaga, lebih tepatnya tambat perahu. Jadi memang pembangunannya sudah sudah disepakati dalam musyawarah. Mulai pembangunan itu pada 2018," ujar Kaur Perencanaan Desa Dukong Imam saat mendampingi Zainal kepada SatamExpose.com, Senin (24/6/2019) lalu.
Menjawab pembangunan yang terkesan asal-asalan, Imam menjelaskan pembangunan menggunakan Dana Desa. Sedangkan Dana Desa tidak bisa digunakan 100 persen untuk pembangunan itu, jadi pembangunan harus bertahap.





Imam menambahkan, kucuran dana dari pemerintah pusat itu pemanfaatannya bukan hanya untuk pembangunan. Namun juga untuk pemberdayaan masyarakat di desa setempat.

Ia menjelaskan proses pembangunan dermaga tambat perahu tersebut dibagi menjadi dua tahap. Yakni pembangunan jalan dan dan dermaga pada 2018 dilanjutkan pembangunan talud pada 2019.
"Nanti 2019 ini kami ada lagi penimbunan dan talud juga ditambah tinggi. Karena airnya masuk kalau musim barat. Jadi selama Pak Zainal ini menjabat kades pembangunan ini harus selesai,” jelas Imam.

Selain pembangunan dermaga dan jalan tersebut, lanjut Imam, pembangunan di kawasan tersebut meliputi pembangunan pasar, wisata mangrove dan budidaya tambak udang.





Namun pembangunan pasar, wisata mangrove dan budidaya tambak udang baru tahap rencana. Ia berharap pembangunan terintegrasi tersebut bisa menjadi sumber pendapatan desa.

Menurut Imam, anggaran yang dialokasikan untuk membangun dermaga tambat sekitar Rp 385 juta dengan panjang sekitar 60 meter. Pada tahap pertama, pembangunan dilakukan dengan sistem swakelola dengan memberdayakan masyarakat setempat.

Sedangkan pembangunan akses jalan menuju dermaga tambat sekitar Rp 400 juta. Namun hanya terpakai sekitar Rp 276 juta, sehingga terdapat silva sekitar Rp 200 juta.

Tahun ini, Pemdes Dukong belum melanjutkan pembangunan pada anggaran Dana Desa tahap I dan rencananya akan dilanjutkan pada pencairan Dana Desa Tahap II. (als)