Ticker

6/recent/ticker-posts

BELITONG CHINESE INTERNATIONAL FESTIVAL, MENUAI KRITIKAN MASYARAKAT

Belitung|Satamexpose.com Digadang-gadang oleh Pj Bupati Belitung akan mampu menarik belasan ribu peziarah dari berbagai negara dan mampu mengatasi inflasi Belitung yang tinggi, Belitong Chinese International Festival yang akan digelar pada 9 Maret - 4 April 2024 di pusat kota Tanjungpandan menuai kritikan masyarakat, Kamis(7/3).

Pasalnya sebagian besar masyarakat Tanjungpandan belum mengetahui acara itu, namun gerbang bernuansa China telah berdiri megah di Jalan Sriwijaya, Tanjungpandan.

A Rani Rasyid yang akrab disapa Ayah Agok selaku tokoh masyarakat Belitung kepada Satamexpose.com mengaku dirinya agak kaget mendapatkan pertanyaan dari masyarakat terkait pembangunan gerbang tersebut.

"Masyarakat banyak bertanya pada saya, kenapa ada gerbang di Jalan Sriwijaya dan bernuansa China? Apakah kota Tanjungpandan sudah jadi kota pecinan?" ujarnya.

Selain itu ia juga mempertanyakan berapa lama pelaksanaannya dan apakah akan berbenturan dengan bulan ramadhan.

"Ini perlu kita perjelas, jangan sampai berbenturan dengan bulan suci ramadhan. Kita umat muslim diperintahkan sebulan dalam satu tahun untuk berpuasa disiang hari dan malamnya biasa kita isi dengan sholat tarawih serta tadarusan hingga tengah malam," tambahnya.

Hal senada juga disampaikan oleh H. Artiansyah salah seorang sepuh di Belitung, dimana menurutnya ada beberapa masyarakat yang resah terkait jajanan atau makanan yang akan diperdagangkan di acara itu antara makanan halal dan haram bercampur.

"Kita terima masukan dari masyarakat terkait jajanan halal akan dijual sepanjang Jalan Sriwijaya dan makanan haram di sepanjang Jalan Endek. Tentunya ini sangat menimbulkan keresahan di masyarakat dan menurut saya ini bukanlah bentuk dari toleransi beragama!" Jelasnya.

Demikian pula tanggapan dari Bang Ampai yang merupakan tokoh penggagas berdirinya Forum Pasar Ikan Peduli, dimana secara tegas meminta agar Pj Bupati jangan menyamakan kota Tanjungpandan dengan Singkawang.

"Kita tidak anti toleransi, tapi tempatkan toleransi pada tempatnya," tegasnya.

Terkait persoalan tersebut, Ketua harian Panitia Belitong Chinese Internasional Festival, Iqbal ketika ditemui Satamexpose.com meminta maaf karena kurangnya sosialisasi dari pihaknya memastikan pelaksanaan kegiatan tidak akan mengganggu ibadah umat muslim di bulan ramadhan.

"Acara yang kita gelar menyesuaikan dengan waktu ibadah di bulan suci ramadhan dan Pj Bupati sudah menegaskan agar kegiatan di hentikan saat buka puasa hingga selesai tarawih. Jadi acara dimalam hari pada bulan ramadhan baru bisa di lanjutkan pada pukul 20.15 WIB.

Diakuinya kegiatan itu terkesan mendadak, namun Iqbal memastikan tidak ada muatan apapun didalamnya dan semata-mata mereka dengan Pj Bupati hanya ingin berbuat dengan apa yang bisa untuk mengatasi inflasi di Belitung 

Menurutnya, kegiatan berawal dari kajian ilmiah mereka dimana setiap tahunnya ada sekitar empat belas ribu orang china dari luar negeri yang datang ke Belitung untuk berziarah kubur leluhur (Ceng Beng).

"Dari kunjungan itu kita berharap akan mampu memutar roda ekonomi masyarakat dan menjadi solusi untuk mengatasi inflasi Belitung yang tinggi," tambahnya.

Terkait adanya isu yang beredar tentang jajanan halal dan haram, Iqbal membantah informasi itu.

"Di sepanjang jalan Sriwijaya tidak ada jajanan, jajanan adanya di disepanjang jalan Yos Sudarso dan khusus jajanan non muslim hanya ada di dalam klenteng (Hok Tek che)," tandas Iqbal. (ram)