![]() |
Ilustrasi Covid-19. Shutterstock |
MANGGAR,
SATAMEXPOSE.COM – Tim Tracking Dinas
Kesehatan, Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DKPPKB) Kabupaten
Beltim juga mengambil sampel swab dari 23 orang lainnya selain sampel swab bayi
umur 11 hari dari Kecamatan Dendang.
Dalam
pers rilis Diskominfo Beltim, tracking
dilakukan kepada seluruh orang yang mempunyai riwayat kontak fisik ataupun
dekat dengan pasangan suami-istri pasien positif Covid-19 yang berdomisili di
Tanjungpandan namun bekerja di wilayah Kabupaten Beltim.
“Hari
ini kita sudah melakukan pengambilan sampel swab dari 24 orang tersebut. Jadwal
swab kita lakukan Senin dan Selasa Besok, sebelum nantinya sampel kita kirim
pada Rabu (10/6/2020) dengan menggunakan pesawat,” kata Hotma.
Hasil
swab menurut Hotma, baru bisa diketahui 3 sampai 6 hari kedepan. Mengingat saat
ini laboratorium di Balai Besar Kementerian Kesehatan Jakarta banyak sampel
yang menumpuk.
“Sebenarnya
cuman 2 sampai 4 hari, cuman sekarang kondisinya masih crowded. Yang lab Palembang saja harus mengirim ke Jakarta, jadi
mesti antre,” terang Hotma.
Sambil
menunggu hasil swab, seluruh Orang Dalam Pemantauan (ODP) dan Orang Tanpa
Gejala (OTG) tersebut diminta untuk melakukan isolasi mandiri di rumah. Namun
ada juga yang diisolasi di RSUD dan Stadion Beltim.
“Kita
minta isolasi mandiri dulu. Kalau di RSUD hanya bayi saja, dan ada juga yang
menolak isolasi mandiri di rumah jadi kita titipkan di stadion,” ungkap Hotma.
Dari
24 orang tersebut sebagian besar dinyatakan ODP. Hal ini lantaran ada yang
memiliki gejala demam disertai batuk pilek dan gangguan pernapasan.
“Kalau
jumlah ODP-nya berapa, OTG-nya berapa datanya belum saya pegang. Kemungkinan
besok, soalnya saat ini staf kami tengah sibuk memasukkan data ke sistem online,” ujar Hotma.
Saat
ditanya kenapa tidak menggunakan metode pemeriksaan PCR seperti di RSUD dr H
Marsidi Judono Tanjungpandan, sehingga hasil pemeriksaan swab dapat lebih
cepat, Hotma mengatakan jika RSUD Beltim belum mempunyai alatnya.
“Alatnya
yang kita belum punya. Kalau SDM kita sudah mampu dan siap,” pungkas dr Hotma.
(*/als)