Peningkatan luas tanam durian di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung dipengaruhi adanya pengembangan durian varietas unggul lokal yaitu Varietas Namlung. Pengembangan varietas lokal memiliki sifat morfologi yang sangat dipengaruhi oleh faktor ekologi dan geografi dari sebuah populasi. Tingkat perbedaan dan persamaan ditentukan oleh jumlah karakter sama dan berbeda yang dipengaruhi oleh interaksi antara faktor genetik dan lingkungan. Persamaan karakter morfologi dipengaruhi oleh faktor lingkungan dan genetik, dimana karakter yang muncul karena pengaruh dari lingkungan tidak dapat diwariskan pada keturunan berikutnya apabila memiliki kondisi geografis yang berbeda. Kementerian Pertanian melalui Direktorat Jenderal Horikultura akan mengembangkan kawasan buah durian di sejumlah desa dalam wilayah Kabupaten Bangka Barat. Pengembangan kawasan durian seluas 30 hektar merupakan upaya pemerintah untuk memperluas areal kebun durian di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung dalam rangka membantu meningkatkan pendapatan masyarakat ke depan.
Produk
durian yang beredar di pasar merupakan produk buah yang diproduksi bukan dari
kebun yang sengaja ditanam. Kebun durian yang dikelola secara intensif masih
terbilang sedikit dan relatif baru. Durian di Indonesia menghadapi masalah pada
kualitas buah seperti buah mengkal (matang sebagian), daging buah lunak dan
berair, serta buah yang sebagian dagingnya mengering.
Durian
sebagai komoditas budidaya baru di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung. Pokok
permasalahan kualitas buah tersebut diduga akibat dari pelaksanaan budidaya
yang belum mengacu pada prosedur budidaya yang baik dan benar. Walaupun
merupakan tanaman asli Indonesia, namun dalam hal pengalaman budidaya, durian
merupakan komoditas yang relatif baru, bahkan kalah jauh dengan komoditas
perkebunan seperti lada, karet dan sawit, yang merupakan komoditas introduksi.
Good
Agricultural Practices (GAP) adalah technology
application based on morality, responsibility, equity and prosperity atau
dengan kata lain GAP adalah penerapan sistem sertifikasi proses produksi
pertanian yang menggunakan teknologi maju ramah lingkungan dan berkelanjutan,
sehingga produk panen aman konsumsi, kesejahteraan pekerja diperhatikan dan
usaha tani memberikan keuntungan ekonomi bagi petani. Penerapan GAP dianggap
memiliki peranan yang penting dalam perkembangan pertanian untuk memenuhi
kebutuhan pasar global dan pasar domestik dengan seiringnya tuntutan konsumen
yang semakin meningkat terhadap pemenuhan pangan yang aman dengan pengolahan
budidaya yang tepat dan berwawasan lingkungan.
Adanya praktik usaha pertanian yang baik (Good Agriculture Practices)
dapat memberikan pengaruh dalam peningkatan daya saing, produktivitas, nilai
tambah dan kemandirian dalam pengembangan usaha tani.
Produksi tanaman durian sangat
dipengaruhi oleh tata cara budidaya tanaman mulai dari persiapan lahan,
penggunaan benih unggul, penanaman, pemupukan, pengendalian hama dan penyakit,
panen sampai dengan pasca panen. Menurut
Peraturan Menteri Pertanian Republik Indonesia
Nomor 22 Tahun 2021 Tentang Praktik Hortikultura Yang Baik 202, penerapan
budidaya dalam praktik hortikultura yang baik dilaksanakan melalui proses budidaya
mulai dari pengelolaan Lahan, pengelolaan Benih, pengelolaan tanah dan/atau media tanam,
pengelolaan Pupuk dan/atau bahan aditif lainnya, penggunaan air dan penggunaan
bahan kimia dan/atau Pestisida. Peran
serta pemerintah dalam pengadaan bibit unggul dan penyuluhan mengenai pola
budidaya durian menjadi faktor penting dalam pengembangan durian varietas lokal
yang ada.
Pemupukan dalam Budi Daya dilakukan
dengan memperhatikan panduan budidaya atau rekomendasi dari petugas yang
kompeten. Kegiatan pemupukan harus
memperhatikan standar pemupukan yang tepat sesuai dengan karakteristik
daerah. Kurangnya informasi yang diperoleh
petani durian di beberapa daerah pengembangan durian menyebabkan petani masih
harus mencari formula yang tepat untuk peningkatan produksi durian.
Kegiatan pemupukan adalah salah satu
faktor yang sangat mempengaruhi pertumbuhan suatu tanaman. Pemupukan merupakan
rangkaian proses kegiatan pemberian unsur hara untuk memenuhi kebutuhan hara
tanaman sesuai dengan fase pertumbuhan dan perkembangan tanaman serta tingkat
kesuburan tanah. Pupuk adalah bahan
organik maupun anorganik yang ditambahkan pada media tanam atau tanaman untuk
mencukupi kebutuhan unsur hara/nutrisi yang diperlukan tanaman untuk
memaksimalkan pertumbuhan dan produktivitas. Sedangkan pemupukan adalah setiap
usaha dalam memberikan pupuk dengan tujuan untuk menambah usur hara yang dibutuhkan
oleh tanaman agar produksi dan mutu hasil tanaman meningkat.
Berdasarkan umur tanaman sejak tanam di
lapang, pemupukan durian dibagi menjadi beberapa tahap, yaitu pemupukan tanaman
belum produksi yang dilakukan pada umur 0-4 tahun, masa awal produksi pada umur
5-7 tahun, dan masa peningkatan produksi pada 8-10 tahun, serta produksi
optimal pada umur > 10 tahun.
Pemberian unsur hara Nitrogen (N),
Fosfor (P) dan Kalsium (K) masa pertumbuhan vegetatif tanaman merupakan hal
yang penting. Pemberian pupuk NPK pada
durian dengan dosis pupuk NPK sebanyak 135-180 gram/tanaman memberikan pengaruh
terhadap pertumbuhan tanaman pada durian hingga umur 3-4 tahun. Pemberian Pupuk NPK dilakukan setiap tahun yang
diberikan pada saat awal atau akhir musim hujan bertujuan agar ketersediaan
unsur hara di dalam tanah tetap terjaga untuk memenuhi kebutuhan tanaman. Berdasarkan penelitian beberapa petani durian di Luar Pulau Bangka dan Belitung pemupukan durian dapat
dilakukan dengan penambahan pupuk kandang,
urea, NPK, TSP, KCl dan ZA.
Pemupukan pada tanaman
bertujuan untuk peningkatan hasil dan mempertahankan serta
memperbaiki kesehatan dan kesuburan tanah dan pertumbuhan tanaman.
Penerapan perhitungan dosis
pupuk secara presisi pada tanaman durian yang ditanam di lahan bebas hampir
mustahil dilakukan karena dosis pupuk yang diberikan merupakan akumulasi dari
kebutuhan pertumbuhan tanaman, perkembangan fase generatif dari pembungaan
sampai panen, dan pengurangan akibat pencucian, penguapan, serta faktor lainnya
yang berfungsi menambah atau mengurangi jumlah hara yang dibutuhkan. Formula
pupuk disusun berdasarkan kebutuhan komposisi hara dominan yang dibutuhkan
selama proses pertumbuhan dan perkembangan tanaman. Pemberian pupuk ecofarming,
pupuk cair, dan pupuk kandang dengan dosis yang tepat dapat mempengaruhi pertumbuhan
pohon durian.
Dengan demikian, penerapan Good
Agriculture Practices (GAP) dalam tahapan budidaya tanaman durian sangat
dipengaruhi salah satunya oleh pemilihan varietas dan penentuan penggunaan
pupuk serta dosis yang tepat sehingga penentuan kualitas ekspor durian. Menanam atau
membudidayakan tanaman pertanian pada hakekatnya adalah memberikan lingkungan
yang terbaik bagi tanaman sehingga dapat tumbuh, berkembang dan berproduksi
dengan baik. Sebelum berkembangnya konsep pertanian ramah lingkungan, usaha
pertanian selalu diarahkan untuk memproleh hasil sebanyak mungkin. Berbagai
cara dilakukan untuk mencapai tujuan tersebut, seperti memilih benih yang baik
dengan produksi tinggi, melakukan pemupukan, pengairan, pemberantasan hama dan
penyakit, dan lain-lain, secara maksimal agar memproleh hasil maksimal. Namun
belakangan, usaha yang hanya menekankan untuk memperoleh hasil sebanyak mungkin
telah disadari tidak cocok lagi karena berakibat terdegradasinya lahan dan
lingkungan. Usaha pertanian yang kemudian dikembangkan yaitu pertanian
berkelanjutan (sustainable agriculture), ditujukan untuk memperoleh hasil
optimal sehingga lingkungan mantap secara ekologis dan berkelanjutan secara
ekonomis.**