Belitung | Satamexpose.com – Gubernur Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, Hidayat Arsani memastikan kehadiran PT. Kebun Kelapa Indonesia di Kabupaten Belitung yang akan bekerjasama dengan masyarakat dan memanfaatkan kawasan HKM dan HTR dengan produk penanaman kelapa sekaligus sebagai penampung hasil kelapa akan membawa kemakmuran bagi masyarakat, Selasa (12/8).
Hal ini disampaikannya dalam acara jumpa pers terkait rencana kemitraan PT, Kebun Kelapa Indonesia dengan kelompok perhutanan sosial di UPT Provinsi Kepulauan Bangka Belitung Wilayah Belitung didampingi Wakil Bupati Belitung, Syamsir.
Selain itu, acara juga dihadiri pimpinan PT. Kebun Kelapa Indonesia, Wardinam dan jajaran serta para pengelola HKM dan HTR se-Kabupaten Belitung.
“Kita akan bangun pabrik baik di Bangka maupun Belitung. Ini komitmen perusahaan. Manfaatnya akan terasa langsung bagi masyarakat, soal penampungan tenaga kerja. Saya tantang warga untuk menanam kelapa,” ujar Hidayat.
Ia juga mengapresiasi Kementerian Kehutanan yang telah mengesahkan program perhutanan sosial, sehingga lahan HKM dan HTR bisa dimanfaatkan untuk penanaman kelapa bagi para petani.
Menurutnya, proyek tersebut mencakup penanaman ribuan hektar kelapa dan pembangunan pabrik santan serta air kelapa kemasan di kawasan industri suge, Desa Pegantungan, Kecamatan Badau, Kabupaten Belitung.
“Selain akan menyerap puluhan ribu tenaga kerja, proyek investasi senilai 1,6 triliun ini juga diharapkan membawa provinsi Kepulauan Bangka Belitung menjadi pusat industri kelapa berkelas dunia nantinya,” tandasnya.
Hal senada juga disampaikan Wakil Bupati Belitung, Syamsir yang menyambut baik peluang ekonomi baru bagi Belitung.
“Kami sangat mengapresiasi serta mendukung rencana investasi yang menguntungkan masyarakat serta ramah lingkungan ini,” tambahnya.
Sementara itu, Pimpinan PT Kebun Kelapa Indonesia Wardinam memastikan pihaknya serius berinvestasi dan akan segera action pada bulan Oktober tahun ini.
“Rencana penanaman awal seluas lebih dari 1.000 hektar di Kabupaten Belitung, dengan tahap awal di Kecamatan Selat Nasik,” tegasnya.
Ia menjelaskan, Bangka Belitung dipilih karena kondisigeografisnya sangat cocok untuk kelap dengan ketinggian ideal 3-5 meter di atas permukaan laut dan kualitas hasil kelapanya yang unggul.
“Setelah tiga tahun, ketika produksi kelapa sudah stabil, kami berencana membangun pabrik pengolahan yang nantinya akan menampung kelapa hasil kebun perusahaan, sekaligus membeli kelapa dari warga lokal. Kami ingin kelapa ini memberi manfaat ekonomi, sekaligus berpotensi ekspor. Setiap bagian kelapa punya nilai, dari buah, air, hingga serabutnya,” ujarnya optimistis.
Adapun perhitungan potensi/hektar yang dipaparkan perusahaan dengan estimasi 180 pohon kelapa/hektar dan produksi 15 butir kelapa/pohon, maka total produksi adalah 2.700 butir/hektar.
Nilai produksi lima tahun kedepan jika harga kelapa dikisaran Rp. 25.000 perbutir maka hasil per hektar mencapai Rp. 67,5 juta.
“Artinya, masyarakat yang memiliki lahan akan mendapat 20% dari keuntungan sekitar Rp. 13,5 juta/hektar,” tambahnya.
Sedangkan bibit, pupuk dan pengusahaan atas lahan merupakan tanggungjawab perusahaan, dengan kata lain masyarakat hanya menginvestasikan lahannya dan menerima 20% keuntugan.
Menanggapi paparan tersebut, Ketua HKM Senas Komuniti Desa Selat Nasik Asmadi, menyatakan dukungan penuhnya.
“Kami siap bersinergi, Ini peluang besar bagi petani di Selat Nasik,” pungkasnya. (tim)
0 Komentar