Gambar : Proyek peningkatan situ kolong minyak (lanjutan) ditemukan banyak tiang pancang dalam kondisi miring.
BELITUNG TIMUR | SATAMEXPOSE.COM – Proyek Peningkatan Situ Kolong Minyak (lanjutan) di Desa Lalang, Kecamatan Manggar, Kabupaten Belitung Timur, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung dengan masa pengerjaan tercantum 240 hari kalender, dimulai 19 April 2024 mulai menuai kritikan masyarakat, Selasa(10/12).
Betapa tidak, proyek yang menelan anggaran APBN dengan nilai Rp. 36.846.628.000,- dan dikerjakan oleh PT. Mitra Ciasem Raya dengan konsultan supervisi PT. Tri Exnas KSO PT. Gumilang Sajati, terkesan dikerjakan asal jadi, dimana banyak tiang pancang terpasang miring dan tetap dilanjutkan pengerjaannya, juga beberapa coran tiang pagar ditemukan alami beton keropos sedalam jari orang dewasa.
Ketika Satamexpose.com mengkonfirmasikan temuan tersebut, Kepala Satuan Kerja Non Vertikal Pelaksanaan Jaringan Sumber air (SNVT PJSA) Bangka Belitung Agus Saputra mengakui ada beberapa tiang pancang yang mengalami kemiringan dalam pemasangan, namun menurutnya jumlahnya kurang dari 50 tiang dari 2.252 tiang yang terpancang.
“Kemiringan tersebut dikarenakan terkena lapisan batu, sehingga saat pemancangan bergeser dan tidak bisa dicabut kembali karena sudah mengalami kondisi jepit dan rata-rata kemiringan dibawah 30 derajat,” tulisnya via whatapp, Sabtu (07/12).
Pernyataan tersebut bertolak belakang dengan kondisi temuan lapangan dimana ketika pelaksanaan pemancangan di lapangan pada Selasa(15/10) lalu terlihat tiang dipancangkan dengan menggunakan drop hammer diatas sebuah ponton dan mayoritas tiang yang terpancang terlihat miring dengan kemiringan yang tidak beraturan.
“Ketika pelaksanaan pemancangan kami sering lewat disana dan memang hampir rata-rata tiang tidak terpancang dengan lurus, kami sempat pertanyakan itu kepada pekerja setempat namun tidak mendapatkan jawaban memuaskan,” ujar Lina salah seorang warga setempat yang setiap hari melintasi jalan Kolong Minyak itu.
Miringnya tiang pancang dimungkinkan akibat kontrol yang kurang saat tiang mulai dipancangkan.
Seharusnya tiang pancang yang telah ditempatkan pada titik rencana haruslah diperiksa vertikalitasnya dari dua arah dan kelurusan tiang pancang selama pemancangan harus selalu dipantau oleh tenaga ahli, sehingga jika terjadi pergeseran pada vertikalitas atau tiang menjadi miring maka pemancangan harus dihentikan karena akan mempengaruhi kinerja kemampuannya untuk memikul beban yang sudah diperhitungkan sebelumnya.
Hal ini menandakan ahli geoteknik dan ahli ukur tidak standby ditempat.
Sedangkan kemiringan tiang rata-rata dibawah 30 derajat menurut Agus Saputra berbeda jauh dengan pendapat ahli Lauw Tjun Nji dalam tulisannya tentang Toleransi Umum Pekerjaan Pemancangan yang menyebutkan, toleransi kemiringan vertikal yang umum diberikan pada pemancangan di tanah yang mempunyai lapisan yang sulit dipancang dan tidak seragam atau lapisan tanah berbatu (boulder, ridden soil, gravelly) adalah 4% (setara 1:25 atau 2º).
Agus Saputra juga dalam tulisannya yang ditujukan ke Satamexpose.com mengatakan dalam desain pondasi grup, kekuatan struktur tidak ditentukan oleh satu tiang pancang saja, melainkan oleh kombinasi dan distribusi beban di seluruh tiang pancang yang saling mendukung.
"Oleh karena itu, pergeseran pada satu tiang tidak akan memengaruhi stabilitas atau keamanan struktur secara keseluruhan," tulisnya.
Meski kondisi ini menurutnya tidak berbahaya, namun pihaknya tetap melakukan langkah-langkah seperti melakukan evaluasi lebih lanjut oleh tim ahli struktur untuk memastikan bahwa semua komponen pondasi berfungsi sesuai perencanaan dan merancang jadwal inspeksi serta perawatan berkala untuk memastikan pondasi tetap dalam kondisi optimal.
Demikian pula ketika Satamexpose.com menanyakan masa kontrak yang seharusnya berakhir sekitar tanggal 15 Desember 2024, Agus membantah dan menyatakan kontrak baru berakhir pada 31 Desember 2024.
Selain itu, ditemukan pula beberapa tiang pagar pada pelaksanaan pengecorannya terdapat beberapa beton kropos yang menandakan pada saat pengecoran tidak menggunakan concrete vibrator agar beton lebih padat dan mengeluarkan udara yang terperangkap di dalam adukan serta menghindari beton kropos.
Menanggapi dugaan beton kropos pada tiang pagar Agus Saputra akan segera mengintruksikan perbaikan kepada penyelenggara.
“Ya, pasti dipadatkan kalau tidak nanti kayak sarang tawon, mumpung masih tahap pelaksanaan bisa diintruksikan penyedia jasanya,” tulisnya via whatapp.
Iya juga menjelaskan jika tiang pagar tersebut nantinya akan dipasangi ornamen.
“Kami juga terbuka terhadap masukan dan pengawasan dari semua pihak guna memastikan proyek ini berjalan sesuai dengan harapan. Kami berkomitmen untuk menjaga kualitas, keselamatan, dan ketepatan waktu dalam penyelesaian proyek ini,” tandas Kepala SNVT PJSA Bangka Belitung Agus Saputra. (sam)