Ticker

6/recent/ticker-posts

MASYARAKAT PERTANYAKAN POLA KEMITRAAN PLASMA SAWIT DI DESA BATU PENYU


Belitung Timur|Satamexpose.com –  Bertempat di Aula Kantor Desa Batu Penyu, Kecamatan Gantung, Kabupaten Belitung Timur, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, sejumlah tokoh masyarakat pertanyakan kejelasan pola kemitraan plasma kelapa sawit di desa tersebut, Senin (3/7).

Dalam pertemuan tersebut, mereka meminta Kepala Desa segera memanggil pihak pengurus koperasi yang menjadi mitra masyarakat untuk memberikan penjelasan dan kepastian terkait lahan masyarakat yang dijadikan kemitraan plasma kelapa sawit.

Rudi Muspida selaku tokoh masyarakat Desa Penyu merasa aneh, karena hingga saat ini pola kemitraan plasma sawit yang ada di desa itu tidak diketahui dengan perusahaan sawit yang mana.

Mirisnya lagi, surat keterangan tanah (SKT) lahan yang terkena pola kemitraan plasma sawit yang semula adalah milik masyarakat kini malah oleh pihak mitra plasma dinyatakan tidak ada lagi.

“Di awal kemitraan, lahan-lahan yang dijadikan plasma sudah memiliki SKT, tetapi sekarang pihak plasma menyatakan skt milik masyarakat angota plasma tidak ada,” ujarnya.

Selain itu, Rudi juga minta kejelasan khususnya terkait lahan yang ada di blok A, blok B dan Blok C yang saat ini sawitnya sudah mulai panen.

“Sawitnya sudah mulai panen kenapa baru dinyatakan skt tidak ada dan baru mau dibuat. Padahal pada saat mau dimulainya kemitraan skt sudah ada dan dipegang oleh pihak koperasi,” tambahnya.

Sementara itu, Kepala Desa Batu Penyu Ahmad Syafe’i menyatakan akan segera memanggil dan meminta penjelasan secara terbuka dari pihak perusahaan sawit dan koperasi dan pengurus plasma.

“Hingga saat ini, saya juga belum tahu perusahaan yang dimaksud perusahaan  apa? Demikian pula mengenai koperasinya, karena yang ada di Desa ini hanyalah perwakilan saja,” paparnya.

Namun dirinya memastikan pihak desa segera memanggil mereka untuk minta kejelasan terkait permasalahan itu.

“Untuk sementara pengajuan bikin SKT kami pending mengingat masalahnya belum jelas dan masih rancu,” tegasnya.

Selain itu, Rudi Muspida juga meminta agar kejelasan masalah tersebut diungkap, baik perusahaan apa yang yang menjadi mitra maupun berapa luas lahan sawit yang masuk dalam pola kemitraan.

“Kita minta ini semua diungkap secara jelas dan masyarakat jangan dibodohi,” tandasnya. (sam)