![]() |
Ilustrasi Covid-19. Net |
PANGKALPINANG,
SATAMEXPOSE.COM – Perbedaan hasil pemeriksaan swab anggota DPRD Kabupaten
Belitung JD (55) antara RSUD dr H Marsidi Judono dan Balai Labkesda Provinsi
Babel dibenarkan Satgas Percepatan Penanganan Covid-19 Provinsi Babel.
Spesialis
phatologi klinik yang bertugas di Laboratorium PCR Balai Labkes Provinsi Babel dr
Egha Zainur menjelaskan, perbedaan hasil swab bisa saja terjadi karena
diagnosis yang paling baik itu ada di beberapa kondisi.
Hal
tersebut dijelaskan dalam konferensi pers terkait perbedaan hasil pemeriksaan
swab JD antara RSMJ dan Balai Labkesda Provinsi Babel, Rabu (5/8/2020) di
Pangkalpinang.
"
Secara prinsip sebetulnya, virus ini adalah virus yang menyerang melalui
saluran nafas. Sehingga ada perbedaan antara kondisi awal dengan kondisi tengah
dan kondisi akhir. Untuk dapat diagnosisnya adalah saat kondisi tengah pada
saat puncak virus-virusnya," ujar Egha.
Jika
seseorang baru saja terinveksi virus, positif palsunya sangat tinggi. Begitu
juga pada saat seseorang akan sembuh, kemungkinan negatif palsunya juga ada.
"Pada
saat kondisi awal itu positif palsunya masih sangat tinggi. Kondisi akhir itu
negatif palsunya juga tinggi. Untuk meminimalkan kondisi negatif palsu tersebut
secara protokol itu harus dilakukan swab dua kali," terang Egha.
Seseorang
yang sudah dinyatakan sembuh harus mendapatkan hasil swab negatif sebanyak dua
kali atau isolasi sepuluh hari tanpa gejala klinis. Dan itupun harus dilakukan
pengambilan sample secara benar.
"Hasil
negatif sekali itu belum bisa memastikan benar-benar bahwa dia negatif. Sampling swab yang kita lakukan itu
sudah dilakukan petugas yang benar-benar berpengalaman,” tambah Egha.
Pergeseran
dan pergerakan dari pasien dalam pengambilan sampel swab juga bisa mempengaruhi
hasil. Pasalnya pengambilan swab itu harus mengambil sampai hidung bagian
belakang kemudian ditahan dan diputar.
Jika
kadar virusnya cukup tinggi maka akan lebih mudah saat pengambilannya. Jika
kadar virusnya masih rendah, biasanya diawal infeksi atau diakhir infeksi ini
yang harus diulang dihari-hari berikutnya.
Terkait
dengan hasil swab yang berbeda untuk JD, kemungkinan JD saat itu berada di
kondisi akhir. Sebab dari informasi yang diperoleh Egha dari ahli phatologi RSMJ,
angka hasil swab JD memang sudah memasuki kondisi pemulihan.
"Angka
yang didapat itu sebetulnya angka yang cenderung memang kearah pemulihan. Pada
hasil pertama kemarin memang kami dapatkan hasil negatif, tetapi ini belum
kongklusif belum dapat disimpulkan begitu saja," jelas Egha.
Dari
hasil diskusi bersama, baik dokter yang menangani dan juga pimpinan Balai
Labkes Provinsi Babel untuk memperjelas status JD, maka dilakukan pengambilan
swab kembali.
"Hasil
swab negatif satu kali, harus diulang agar bisa disimpulkan. Namun yang
bersangkutan tidak berkenan. Yang bersangkutan lebih memilih untuk isolasi
selama sepuluh hari dikarantina BKSDMD," lanjut Egha.
Sesuai
dengan protokol dalam pedoman kelima
kementerian, Covid-19 ini ada dua pilihan. Yang pertama isolasi selama
10 hari itupun tanpa syarat PCR bisa tanpa gejala. Atau yang kedua lakukan swab
dua kali dengan hasil keduanya harus negatif.
"Tidak
ada perbedaan antara kami dengan yang di Belitung, kami menghargai hasil yang
ada di Belitung, karena itu hasil yang valid dan positif. Dan kami disinipun
dengan hasil yang baik, karena itu adalah hal yang wajar sesuai dengan
perkembangan genetika yang ada sesuai dengan sampling yang ada," pungkas
Egha. (als)
0 Komentar