Ticker

6/recent/ticker-posts

WARGA SOROTI PEMBUANGAN LIMBAH SALAH SATU RUMAH MAKAN DI TANJUNG KELAYANG, TIMBULKAN BAU DAN MENGALIR KE LAUT

Saluran pembuangan limbah. Screenshot Video

SIJUK, SATAMEXPOSE.COM – Masyarakat sekitar meresahkan pengelolaan limbah Rumah Makan Sian Lie Pohon Ketapang di Tanjung Kelayang, Desa Keciput, Sijuk.

Pasalnya limbah hanya dibuang melalui saluran ke lahan di samping rumah makan yang menghadap ke pantai tersebut. Bahkan tempat pembuangan limbah tersebut juga terhubung ke laut.

Bila tempat pembuangan limbah tersebut penuh, maka akan mengalir ke laut melalui saluran air. Selain itu tempat pembuangan tersebut juga menyebabkan bau tak sedap yang cukup menyengat.




Meski jauh dari pemukiman warga, namun lokasi tersebut sebagai kawasan wisata yang bahkan menjadi salah satu ikon wisata di Belitung saat ini. Terlebih tak jauh dari lokasi pembuangan tersebut juga berdiri hotel berbintang.

“Baunya minta ampun, kalau yang makan di restoran itu nggak akan bau, karena menghadap ke pantai dan anginnya kenceng. Jadi baunya kebawa angin,” ujar salah satu warga yang enggan disebutkan namanya.

Ia juga mengkhawatirkan limbah sisa rumah makan tersebut mengalir ke laut. Pasalnya pantai rumah makan tersebut masih sejajar dengan Pantai Tanjung Kelayang.




“Disitu kadang ada wisatawan jalan-jalan menyusuri pantai, bahkan juga berjemur dan berenang. Kalau sampai mengalir kan sangat mengganggu jadinya,” tambah pria tersebut.

Hal senada juga disebutkan pengelola restoran tak jauh dari lokasi tersebut. Pria berperawakan gemuk yang enggan disebutkan namanya ini mengatakan sebelumnya tempat pembuangan RM tersebut berada tak jauh dari restoran yang dikelolanya.

“Iya karena mereka buang potongan-potongan ikan disitu juga. Dulunya dekat sini, tapi nggak dibolehin sama pemilik lahan karena limbahnya bau, jadi pindah kesana,” ujar pria tersebut.




Sementara itu Owner RM Sian Lie Pohon Ketapang Akien mengatakan rumah makan yang dikelolanya tak menghasilkan limbah. Menurutnya yang dibuang ke lokasi pembuangan hanya air bekas cucian piring.

“Saya nggak ada limbah sih Pak, itu cuma air bekas cuci piring aja. Sisa makanan kita bawa pulang untuk makanan ternak,” sebut Akien yang mengaku hanya membantu istrinya, Sian Lie mengelola RM tersebut.

Saat ditanya terkait Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup (UKL) dan Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup (UPL)Akien mengatakan pihaknya mengantongi izin tersebut. Namun saat ditanya terkait pembuangan limbahnya, ia mengaku tak begitu mengerti.

“Saya disini cuma bantu-bantu istri saya, Ibu Sian Lie. Atau saya telepon beliau, karena beliau yang tau pasti,” ujar Akien.




Ia juga menceritakan bahwa RM yang dikelolanya pernah dikunjungi Wakil Bupati Belitung Isyak Meirobie. Saat itu, lanjut Akien, wabup berpesan agar pembuangannya jangan sampai mengalir ke laut.

“Pak Wabup pernah datang kesini sama rombongan, makan-makan disini. Kata beliau tidak apa-apa asal pembuangannya tidak mengalir ke laut,” tandas Akien. (als)