Ticker

6/recent/ticker-posts

PENAMBANG MENGAKU TAK PERNAH DILAKUKAN PENERTIBAN OLEH PEMERINTAH MAUPUN POLISI, TIBA-TIBA DATANG MAIN BAKAR

Masyarakat penambang melaporkan pembakaran ponton TI
oleh Satpol PP Pemprov Babel. SatamExpose.com/Aldhie


TANJUNGPANDAN, SATAMEXPOSE.COM – Masyarakat penambang di kawasan Hutan Lindung Pantai (HLP) di Aliran Sungai Sengkelik, Desa Sijuk, Sijuk tegaskan belum pernah dilakukan penertiban oleh pemerintah sebelum ricuh beberapa waktu lalu.

Hal ini dikatakan salah satu penambang warga Jalan Taruna RT 12/06 Desa Sijuk, Dodi Darma Saputra. Bahkan menurutnya, baik pemprov, pemkab maupun kepolisian belum pernah melakukan penertiban di lokasi tersebut.

"Kalau untuk lokasi yang dibakar oleh Satpol PP (provinsi, red) ini belum pernah sama sekali dilakukan penertiban. Belum pernah kalau untuk di lokasi ini," kata Dodi kepada SatamExpose.com saat ditemui di Polres Belitung.




Menurutnya, penertiban yang dilakukan sebelumnya hanya di daerah sekitar kawasan tersebut oleh Polsek Sijuk. Saat itu penambang dilakukan pembinaan di Kantor Camat Sijuk. Namun lokasinya cukup jauh dengan lokasi sekarang.

"Kalau disekitarnya sudah pernah, kita tidak pernah lagi kerja di sekitarnya. Pernah ditertibkan oleh polsek, sampai ke kantor camat, itu nama lokasinya Sungai Balai. Itu radiusnya sekitar 10 kilo meter dari lokasi saat sekarang," jelas Dodi.

Semenjak penertiban di kawasan HL di Sungai Balai, penambang tak pernah lagi melakukan aktivitas hingga dua bulan. Akhirnya penambang melakukan aktivitasnya di aliran Sungai Sengkelik yang berada di kawasan HLP.




"Akhirnya kembali lagi ke tambang. Nyari lokasi lain lagi bukan yang pernah ditertibkan itu (Sungai Balai, red) dan sekarang datang tiba-tiba langsung main bakar, mau kemana lagi kita ini," papar Dodi.

Dodi menampik kabar miring terkait adanya isu bahwa di lokasi tersebut adanya penambang dari luar daerah. Ia menegaskan bahwa, pemilik tambang dan pekerja tersebut merupakan masyarakat sekitar Kecamatan Sijuk sendiri.

"Mayoritas orang Sijuk asli, tidak ada orang yang dari luar. Tidak ada bos, bahkan satu set TI ada tiga orang pemilik. Bergabung (join, red), tidak ada orang luar. Adalah satu orang luar, tapi sudah lama menetap di Belitung," pungkas Dodi. (als)