Ticker

6/recent/ticker-posts

MENGENAL PERISTIWA DAN POTENSI GEMPA DI INDONESIA, BEGINI ULASAN VERI YADI

Veri Yadi. IST

TANJUNGPANDAN, SATAMEXPOSE.COM – Penduduk Indonesia tak asing dengan peristiwa gempa. Beberapa gempa besar tercatat pernah terjadi di beberapa wilayah Indonesia, bahkan gempa tersebut disertai tsunami.

Maka dari itu perlu kita mengenal tentang potensi gempa di Indonesia bahkan di kawasan Asia Tenggara dan di Belitung pada umumnya. Mahasiswa Strata III School Of Mining Engineering University of the Witwatersrand, Johannesburg, South Africa Veri Yadi mencoba memaparkannya.




Berikut pemaparan Veri Yadi:

Dalam laman resmi BC Campus Canada menyebutkan bahwa ada 4 lokasi umum terjadinya gempa bumi. Pertama, zona gempa tersebut sangat erat kaitannya dengan batas lempeng. Tercatat zona gempa yang umum adalah sepanjang batas lempeng divergen seperti sumber pergeseran Atlantik (Mid-Atlantic Ridge) dan The East Pacific Rise.

Gempa ini terjadi dimana lempeng yang satu dengan yang lainnya saling bergerak berlawanan atau terpisah namun dibatasi zona yang sangat sempit yang dekat dengan sumber pemekaran dasar samudera (Mid-oceanic ridge) dan pusat gempa ini kurang dari kedalaman 30 kilometer.




Kedua, gempa dangkal ini umum terjadi akibat pergeseran batas lempeng dan mengakibatkan pergeseran patahan seperti yang terjadi pada Patahan Palu-Koro, Sulawesi Tengah, Indonesia (Bao, dkk., 2019).

Baca Juga : Statement Soal Potensi Gempa Akibat Temuan Patahan Di Selat Nasik Terbantahkan, Begini Penjelasan Veri yadi

Ketiga zona penunjaman (subduction zone) disebabkan  pergerakan lempeng konvergen yang mana satu lempeng dengan lainnya saling bertabrakan. Gempa ini umum terjadi di selatan Jawa dan barat Sumatera.

Yang terakhir zona gempa yang agak umum tejadi di beberapa zona antar lempeng. Seperti pada gambar 1 dijelaskan lokasi lempeng tektonik dan zona potensi gempa seperi konvergen, divergen, dan patahan.




Berdasarkan gambar 1 indonesia terletak pada sub-Lempeng Eurasia yaitu Lempeng Tektonik Sunda (Sunda Plate) dan di apit oleh Lempeng Filifina (Philippine Plate) di timur laut, Lempeng Pasifik (Pasific Plate) di timur dan selatan dan barat adalah Lempeng Indo-Australia (Indo-Australian Plate) (USGS).

Gambar 1 – Lempeng tektonik utama di belahan dunia
Sumber: R.J. Lillie, 2005)


Peta tersebut menjelaskan sumber gempa di Indonesia kebanyakan diakibatkan oleh kovergen atau tabrakan antar lempeng atau zona penunjaman. Di Selatan Jawa dan Barat Sumatera merupakan tabrakan yang mana terjadi benturan antara Lempeng Indo-Australia dan Sub-Lempeng Sunda.

Di wilayah timur Sulawesi merupakan tabrakan Lempeng Filifina dengan Lempeng Pasific, dan di utara Papua merupakan tabrakan Lempeng Pasifik dengan Lempeng Indo-Australia.

Peta sebaran gempa di seluruh dunia juga di rilis oleh Dale Sawyer dari Rice University, USA (Gambar 2). Dalam peta itu digambarkan sebaran wilayah gempa yang sangat konsistem dengan batas antar lempeng. Wilayah Indonesia didominasi oleh patahan dengan kedalaman >70 meter.




Namun ada beberapa wilayah yang teridentifikasi dengan pusat gempa dengan kedalaman <33km di bagian selatan Jawa dan Barat Sumatera. United States Geological and Surveying (USGS) sebagi badan geologi dan survei Amerika Serikat merilis peta kejadian gempa bumi dari tahun 1900 sampai 2010 dengan link sebagai berikut https://pubs.usgs.gov/of/2010/1083/g/.


Gambar 2 – Sebaran gempa bumi di belahan dunia
dengan skala lebih besar dari 4 SRdari tahun 2004 – 2011. 
Kode warna merah: 0-33km; oranye: 33-70km;
hijau: 70-300km; biru: 300-700km.
(Sumber: Dale Sawyer, Rice University)






Dari rekaman peristiwa tahun 1900 sampai 2019 maka tercatat 6 gempa dengan kekuatan lebih dari 7,5 Skala Richter. Pertama kali terjadi pada tahun 1 Februari 1938 di Laut Banda tepatnya dekat Pulau Seram. Gempa ini berkekuatan 8,5 Skala Richter (Okal dan Reymond, 2003).

Pada 19 Agustus 1977 terjadi gempa dengan kekuatan 8,3 Skala Richter tepatnya di Sumbawa (Global CMT). Gempa dengan kekuatan 9,3 Skala Richter serta Tsunami terjadi di Utara Sumatera dan Andaman pada 26 Desember 2004 (Global CMT).

Tiga bulan kemudian tepatnya 8 Maret 2005 di tempat berdekatan tepatnya di Pulau Nias terjadi gempa dengan kekuatan 8.6 Skala Richter (Global CMT). Dua tahun kemudian terjadi gempa di Sumatera dengan kekuatan 8,5 Skala Richter pada 12 September 2007. Terakhir terjadi pada 28 September 18 dengan kekuatan 7,5 Skala richter di Palu, Sulawesi Tengah (Bao, dkk., 2019). (als)