Ticker

6/recent/ticker-posts

HARGA BUMBU DAN DAGING MERANGKAK NAIK TAPI DINILAI MASIH NORMAL, PASAR DI BELTIM SEPI PEMBELI

Wabup Beltim saat meninjau pasar.
IST/Diskominfo Beltim

MANGGAR, SATAMEXPOSE.COM - Sepekan jelang Hari Raya Idulfitri 1440 Hijriyah, harga barang kebutuhan pokok di Kabupaten Belitung Timur relatif stabil. Harga bumbu maupun daging ayam dan sapi juga belum mengalami kenaikan.

Dikutip SatamExpose.com dari Diskominfo Beltim, kenaikan terjadi pada cabe rawit lokal yakni dari Rp 65 ribu per kilogram menjadi Rp 70 ribu. Hal tersebut terjadi di Pasar Lipat Kajang Manggar dan Pasar Kelapa Kampit, Selasa (28/5/19),

Selain itu kenaikan juga terjadi pada harga bawang merah dan putih, yakni dari Rp 38 ribu untuk bawang merah menjadi Rp 42 ribu, sedangkan bawang putih naik dari Rp 35 ribu menjadi Rp 40 ribu.



Walau harga masih relatif normal namun para penjual khususnya di Pasar Lipat Kajang Manggar mengeluh sepinya pembeli yang berkunjung ke pasar. Kondisi ini sangat berbeda dibanding tahun lalu saat satu minggu jelang Idulfitri 1439 H di mana pembeli cukup membludak.

“Sepi pak tahun ini, kami ini aja sampai ketiduran nungguin pembeli. Beda gak kayak tahun lalu, semua pedagang ngeluh,” keluh Agustini (47), salah seorang pedagang di Pasar Manggar.

Pedagang sayur yang sudah 10 tahun berjualan di Pasar Lipat Kajang itu membantah sepinya pembeli karena harga barang dagangannya mahal. Menurutnya hal itu lebih karena minat beli masyarakat yang berkurang.



“Harganya sangat normal kok, malah bisa dibilang lebih murah dari tahun lalu. Kayaknya karena banyak orang yang mau berhemat atau tidak berduit mungkin,” ujar warga Desa Mekar Jaya tersebut.

Hal sama juga diungkapkan oleh Mawan, Agen Bumbu di Pasar Lipat Kajang Manggar. Ia mengatakan terpaksa harus membawa banyak kembali barang dagangannya akibat sepi pembeli.

“Biasanya pas waktu sekarang ini ramai pasar, apalagi Sabtu-Minggu. Cuman sekarang barang kita banyak dak laku, terpaksa berkemas bawak lagi ke gudang,” ungkap Mawan. 


Kondisi tersebut berimbas kepada omset per hari yang diterimanya. Diakui Mawan, keuntungannya jauh berkurang, bahkan jika dibandingkan dengan hari-hari sebelum Ramadan.

“Biasanya bisa sampai Rp 15 juta-an minimal Rp 12 juta lah. Sekarang paling cuman Rp 10 juta-an,” beber Mawan. (*/als)