Ticker

6/recent/ticker-posts

BUKA STQH TINGKAT KABUPATEN, WABUP BELTIM SOROTI SEPINYA PESERTA DAN PENONTON

Wabup Beltim Baharuddin saat membuka STQH Kabupaten Beltim Tahun 2019, Senin (18/3/2019). IST/Dok Diskominfo Beltim
MANGGAR, SATAMEXPOSE.COM - Wakil Bupati Beltim Burhanudin membuka Seleksi Tilawatil Qur’an dan Hadist (STQH) tingkat Kabupaten Belitung Timur tahun 2019 di Mesjid Agung Darussalam Manggar, Senin (18/3/19). Sebanyak 41 orang Qori, Qoriah, official dan pendamping perwakilan dari 7 kecamatan ikut dalam ajang dua tahunan tersebut.

Berbeda dengan Mosabaqoh Tilawatil Qur’an (MTQ), ajang STQH hanya akan melombakan dua cabang, yakni Tilawah dan Tahfidz. Sedangkan Cabang Hadist yang baru akan dimulai tahun ini tidak jadi dilombakan.

Dilansir SatamExpose.com dari pers rilis Diskominfo Beltim, panitia STQH 2019 Kabupaten Beltim H Miftah mengatakan, tidak adanya peserta merupakan penyebab utama cabang Hadist tidak jadi dilombakan. Menurutnya Cabang Hadist sangat sulit, dan hanya sedikit qori/qoriah yang menguasai.

“Sulit memang, untuk tingkat pertama saja peserta harus hafal 100 hadist dengan sanat dan silsilahnya. Sedangkan tingkat ke duanya harus hafal 500 hadist namun tanpa sanatnya,” ungkap Miftah dalam pers rilis yang diterima SatamExpose.com, Senin (18/3/2019) malam.

Selain itu, tidak adanya peserta cabang hadist disebabkan karena kurangnya informasi dari panitia. Ditambah kurangnya SDM yang mumpuni di bidang hadist.

“Untuk cabang hadist memang biasanya dikuasai dari lulusan pondok pesantren. Kalau pun ada di Beltim ini jumlahnya pun terbatas, jadi memang berat cabang ini,” jelas Miftah yang juga merupakan anggota dewan hakim STQH.

Sepinya peserta bukan hanya terjadi di cabang hadist, cabang tahfidz pun minim. Beberapa kecamatan hanya mengirimkan satu orang qori/qoriah untuk ikut di lomba tahfidz.

“Totalnya yang ikut di cabang tahfidz hanya 10 orang, ada yang cuman ngirim putra ada yang cuman putri. Kalau di cabang tilawah semuanya lengkap putra-putri,” ujar Miftah.

Sementara itu Wakil Bupati Beltim, Burahnudin menyoroti sepinya jumlah peserta dan penonton yang hadir saat pembukaan STQH 2019. Hal tersebut disebut Wabup menandakan minimnya dukungan dari seluruh pihak.

“Ini masalah partisipan. Akar masalah selama ini, adalah kurangnya dukungan dari semua pihak untuk kemeriahan STQH,” kata Aan sapaan akrab Wabup.  

Menurutnya sebagai Kabupaten dengan mayoritas muslim terbesar yang sudah mempunyai Perda Baca Tulis Qur’an minat untuk ikut lomba STQH dan MTQ seharusnya tinggi. Apalagi di beberapa sekolah sudah banyak rohiz yang dibina oleh guru-guru agamanya.


“Sebenarnya inilah ajang pembuktian bagi rohis yang ada di sekolah, itu yang harus kita dorong agar mereka berkompetisi secara sehat. Anak-anak muda kita harusnya ikut dan melihat ini, bukan hanya musik saja yang ditonton,” sindir Aan. (*/als)