TANJUNGPANDAN,
SATAMEXPOSE.COM - Puluhan masyarakat Desa Tanjung Tinggi, Kecamatan Sijuk dan
pelaku wisata di Kabupaten Belitung melakukan penandatanganan di atas baleho
dan kain putih panjang di kawasan Pantai Tanjung Tinggi, Minggu (27/1/2019).
Penandatanganan ini
merupakan bentuk penolakan terhadap pengalihan jalan umum yang dilakukan oleh
pemerintah demi kepentingan pihak PT Ranati. Selain masyarakat Tanjung Tinggi
dan pelaku wisata, Gabungan Pecinta Alam Belitung (Gapabel) juga ikut dalam
aksi ini.
Koordinator aksi pernyataan
sikap masyarakat Tanjung Tinggi terhadap pengalihan jalan, Yudi mengatakan aksi
ini dilakukan masyarakat setelah melihat masterplan yang dikeluarkan PT Ranati.
Masyarakat menilai, lanjut
Yudi, masyarakat desa setempat dan Belitung pada umumnya dirugikan bila master
plan tersebut direalisasikan. Pasalnya pantai di Desa Tanjung Tinggi tidak bisa
dinikmati seperti sekarang bila master plan tersebut direalisasikan.
"Secara ekonomi jelas
kami dirugikan, masyarakat Belitung juga dirugikan. Karena akan menjadikan
pantai itu sebagai private area," kata Yudi kepada SatamExpose.com disela
aksi.
Yudi mengatakan, aksi
tersebut merupakan aksi awal masyarakat mempertahankan pantai di Desa Tanjung
Tinggi agar tidak menjadi private area. Ia mengancam akan melakukan aksi serupa
di DPRD dan Kantor Bupati Belitung bila aksi ini tak didengar pemerintah.
"Ini sebagai tonggak
awal perjuangan masyarakat Desa Tanjung Tinggi dan masyarakat pada umumnya.
Bila tidak ada tanggapan dari pemerintah daerah, kami juga mengajak seluruh
komponen masyarakat Belitung untuk mendukung aksi kami," tegas Yudi.
Sementara itu warga Desa
Tanjung Tinggi, Ardi mengatakan jalan tersebut sudah ada sejak ia lahir.
Padahal umurnya saat ini sudah 50 tahun lebih. Sejak dulu masyarakat setempat
mengandalkan lokasi tersebut untuk mata pencahariannya.
"Masyarakat banyak
jualan disini, naruh boat juga disini. Kalau ini ditutup bagaimana nasib kami
nanti. Masyarakat sini menolak semua dengan pengalihan jalan itu," sebut
Ardi kepada SatamExpose.com.
Sementara itu Kepala Desa
Tanjung Tinggi Sudarmo mengatakan, aksi ini dilakukan adalah murni dari
kehendak masyarakat setempat. PT Ranati yang memiliki kepentingan atas
pengalihan jalan tersebut sebelumnya tidak melakukan sosialisasi.
"Jadi ini murni
aspirasi dari masyarakat terkait akan hal itu. Karena selama ini kami
masyarakat tidak pernah dikoordinasikan, tidak pernah disosialisasikan, tidak
pernah koordinasi dengan pemerintah desa, dari pada rencana mereka
(pengembang)," katanya kepada SatamExpose.com.
Setidaknya ada tiga baleho
dan satu kain putih panjang dipenuhi tanda tangan masyarakat. Baleho dan kain
yang ditandatangani masyarakat tersebut dipasang di pinggir jalan tersebut.
(fg6)