Gambar : Bupati Beltim, Yusli Ihza membuaka pelatihan yang diikuti 39 TKSM dari se Beltim di Aula Bapeda Kabupaten Beltim Rabu (15/6). |
Manggar, Satam Xpose –
Bupati Beltim, Yuslih Ihza saat membuka Pelatihan
Pengendalian Program Penanggulangan Kemiskinan Berbasis Aplikasi memuji
keberadaan aplikasi dan berharap dapat membantu mempercepat proses
pengentasan kemiskinan di Kabupaten Beltim.
“Langkah
ini merupakan terobosan dan inovasi bagi kita. Secara khusus saya
menyampaikan apresisasi khusus kepada TNP2K yang memberikan dukungan
penuh bagi pelaksanaan kegiatan ini,” kata Yuslih.
Ia
berharap dengan ada teknologi ini akan dimanfaatkan untuk perbaikan
kebijakan di masa depan dan proses pengembangan akan terus terjadi.
“Kita
harapkan akan terus menjadi tradisi dalam menjalankan pemerintahan
dalam lima tahun nanti. Nantinya kita juga akan mengembangkan program
unggulan baru. Program ini merupakan sinegritas dengan program keluarga
harapan yang akan mencapai 3.000 KK termiskin dan bersumber dari APBN,”
jelasnya.
Sementara itu Tim Koordinasi Penanggulangan Kemiskinan (TKPK) Kabupaten Belitung Timur (Beltim) mulai menerapkan Sistem Informasi Data Pengendalian Kemiskinan berbasis Aplikasi Ponsel Pintar (smartphone). Dengan penerapan aplikasi di smartphone ini diklaim akan mampu mengendalikan penetapan sasaran agar lebih akurat dan mengurangi terjadinya kesalahan pemberian bantuan.
Ketua Divisi Monitoring Evaluasi Tim Nasional Percepatan Penanggulangan Kemiskinan (TNP2K) Pusat, Rizal Adi Prima, Rabu (15/6), di Kantor Bappeda Kabupaten Beltim mengatakan program ini merupakan kerjasama antara Pemkab Beltim dengan TNP2K. Anggota Tenaga Kesejahteraan Sosial Masyarakat (TKSM) yang sebelumnya sudah diberikan tablet, selanjutnya diberikan pelatihan teknis penginputan data dan informasi.
“Program ini sebenarnya untuk meningkatkan kemampuan pemerintah daerah agar bisa memantau program pengentasan kemiskinan. Program ini hanya dilakukan oleh 5 daerah di Indonesia, dan secara nasional, Pemkab Beltim merupakan yang pertama menerapkan rekam data penduduk dengan smart phone,” ungkap Rizal.
Ia menambahkan dengan adanya sistem seperti ini informasi dan data yang diterima Bupati dan Wakil Bupati terkait program pengentasan kemiskinan akan menjadi lebih cepat, tepat, bisa dipertanggung jawabkan dan tidak melalui proses yang panjang.
“Pada fase perencaan, data terpadu menjadi simpul dimana TKPK mengendalikan proses penetapan sasaran agar akurat dan mengurangi terjadinya kasus eror esklusi. Eror atau kesalahan ini adalah kejadian dimana rumah tangga miskin tidak mendapat bantuan sedangkan yang layak justru mendapatkan bantuan,” kata Rizal.
Ketua TKPKD Kabupaten Beltim, Burhanuddin mengatakan kegiatan Pengendalian Program Penanggulangan Kemiskinan memiliki peran startegis. Isu ini menjadi perhatian khusus baginya karena merupakan bagian dari misinya bersama Bupati.
“Tugas ini merupakan tugas yang tidak mudah, mengingat ada sejumlah isu yang penting menjadi perhatian kami. Saya berulang kali menyampaikan bahwa beberapa permasalahan yang menonjol dialami oleh rumah tangga yang selayaknya berhak dapat bantuan namun masih belum juga mendapat bantuan,” kata Aan.
Ia melanjutkan ada fakta di lapangan bahwa rumah tangga miskin yang mendapatkan rumah layak huni, namun kenyataannya mereka tidak bekerja atau tidak memiliki penghasilan. Ini artinya mekanisme penanganan rumah tangga miskin masih bersifat parsial atau sebagian saja.
“Oleh karena itu, dalam 5 tahun ke depan, kita akan menghadirkan gagasan baru dalam penanggulangan kemiskinan. Gagasan itu berangkat dari kesadaran behawa penanganan penanggulangan kemiskinan dilakukan secara terpadu, dan sinergi antar satu SKPD dengan SKPD lainnya di bawah kendali TKPKD,” ujarnya. (@2!-Humas)