Ticker

6/recent/ticker-posts

RESAHKAN PENGGUNA JALAN, PENGENDALIAN POPULASI DAN PENENG ANJING JADI SOLUSI

 


Belitung | Satamexpose.com Langkah Pemerintah Kabupaten Belitung dengan melakukan pengendalian populasi anjing liar di perkotaan mendapat tanggapan positif masyarakat Tanjungpandan, Senin (2/6).

Seperti yang diutarakan Bupati Belitung H. Joni Alamsyah beberapa waktu lalu mengenai populasi anjing liar yang sudah terlalu banyak dan menggangu pengguna jalan serta telah mengakibatkan banyak kasus kecelakaan di jalan raya, mendorong Pemerintah untuk mengambil langkah-langkah pengendalian secara kongkret.

“Sudah banyak pengaduan dari masyarakat dan banyak insiden yang terjadi karena populasi anjing liar terus tumbuh,” ujarnya ketika itu.

Meski begitu, ada juga beberapa kelompok masyarakat yang mengatasnamakan pecinta hewan menentang kebijakan tersebut.

Hal tersebut memicu kemarahan masyarakat pengguna jalan dan sebagian besar masyarakat perkotaan.

Muhajir Siregar, salah seorang masyarakat pengguna jalan mengapresiasi kegiatan Pemkab Belitung dalam upayanya melakukan pengendalian populasi anjing liar terutam di jalan-jalan perkotaan.

“Keberadaan anjing liar di jalan-jalan perkotaan memang sangat menggangu sekali. Beberapa tahun ini sudah banyak pengendara sepeda motor yang mengalami kecelakaan hingga ada yang patah kakinya akibat menabrak ataupun ditabrak anjing liar di jalan,” jelasnya.

Terkait adanya penolakan dari berberapa kelompok yang mengatasnamakan pecinta hewan, Muhajir Siregar mengatakan itu tidak perlu ditanggapi.

“Mereka itu hanya bisa bicara melarang tanpa ada solusi yang jelas. Dimana mereka saat ada orang yang kecelakaan akibat tertabrak anjing ? Kalau memang mereka itu pecinta hewan dan anjing itu dicintai, maka pelihara dan rawat yang baik, bukan dibiarkan liar,” tuturnya.

Ia juga memberikan solusi kepada Pemkab untuk mendata pemilik anjing dan meminta agar anjingnya tidak dibiarkan berkeliaran hingga mengotori wajah kota Tanjungpandan.

“Bila perlu kita ambil contoh di Bali, anjing disana diwajibkan memiliki peneng dan pemiliknya membayar pajak atas hewan peliharaan tersebut, kan bisa jadi alternatif tmbahan pajak bagi daerah,” tambahnya.

Terkait anjing mati dipinggiran jalan, Muhajir Siregar sebut itu tidak perlu jadi polemik.

“Silahkan kuburkan saja atau minta pihak dinas kebersihan mengambilnya. Bila perlu bawa dan lempar aja ke sungai cerucuk buat makanan buaya, lumayan biar buayanya kenyang,” celotehnya sembari tertawa.

Menanggapi pro dan kontra kebijakan upaya pengendalian populasi anjing liar yang ramai di media sosial, Kepala DKPP Belitung Destika Evfenly menilai populasi anjing liar di Tanjungpandan memang sudah terlampau banyak akibat tidak pernah dilakukan upaya-upaya pengendalian populasi dalam beberapa tahun terakhir.

"Kami meminta agar upaya pengendalian populasi anjing liar ini tidak disalahartikan dengan membunuh secara massal dan asumsi-asumsi lain yang terkesan mengerikan," tandasnya. (fr1)


Posting Komentar

0 Komentar