Belitung Timur|Satamexpose.com – Pengerjaan dinilai asal-asalan dan sulitkan pengguna jalan, proyek
Pemeliharaan Berkala Jalan Dendang – Gantung yang dikerjakan oleh PT Baliton
Cakra Perdana dengan nilai kontrak Rp. 3,9 miliar, dikeluhkan warga Desa Batu
Penyu dan Desa Lilangan, Kecamatan Gantung, Kabupaten Belitung Timur, Provinsi
Kepulauan Bangka Belitung, Minggu (7/5).
Samsiar warga Desa Batu Penyu mengatakan, sejak
dikerjakan dan dilakukan pemasangan agregat disepanjang jalan, pihak pengembang
lantas dibiarkan pekerjaan itu cukup lama, sehingga ketika hujan turun lama
kelamaan terciptalah lobang-lobang di jalan.
“Habis pasang agregat dibiarkan begitu lama. Ketika
hujan turun banyak lobang yang bisa membahayakan pengendara,” ujar Tiar sembari
menunjuk kearah jalan, Minggu (7/5).
Hal senada disampaikan Tiar warga Desa Lilangan yang juga menggunakan akses
jalan tersebut setiap harinya mengeluhkan pekerjaan jalan yang dinilainya
setengah-setangah.
“Jalan yang disekrap hanya sebatas jalan yang rusak
atau berlobang saja. Lobangnya di rapikan, lalu dipasang agregat lantas dibiarkan
dalam waktu yang lama sehingga membuat kondisi jalan bertambah parah,”
paparnya.
Demikian pula diangkapkan Mitro Kamenyar, warga
Batu Penyu selaku pengguna jalan yang mengeluhkan kondisi jalan parah tersebut
sudah berjalan sejak sebelum lebaran hingga saat ini kian parah.
“Selain itu, saluran yang dibangun oleh pihak
pengembang membuat kami kesulitan. Selain dalam juga tidak dipasangkan jembatan
serta pasangan batunya banyak rongga,” tuturnya.
Berdasarkan pantauan Satamexpose.com akibat kerusakan
jalan tersebut, Isa salah seorang warga Batu Penyu pada minggu lalu mengalami kecelakaan
sepeda motor ketika melintasi jalan tersebut.
Sementara itu, pihak pengembang melalui pengawas
lapangannya Witri membantah jika mereka
meninggalkan atau mengabaikan pekerjaan tersebut.
“Tidak ditinggalkan, kami memang hanya melakukan
pemansangan agregat dan pemadatan di Batu Penyu, kemudian kita pindah ke
Lilangan untuk melakukan hal yang sama,” ujar Witri kepada Satamexpose.com via selular, Senin
(8/5).
Menurutnya, faktor curah hujan dan lalu lintas
kendaraan yang tinggi menjadi penyebab utama rusaknya pekerjaan pemasangan
agregat
Dirinya juga menyebutkan pekerjaan yang dilakukan
saat ini hanya pemasangan agregat dan pemadatan serta pembuatan talud.
“Sementara kita baru melakukan pemasangan agregat
dan pemadatan sebelum nantinya di hotmix dan hari ini kita rencananya akan memperbaiki
jalan di Batu Penyu, sekaligus meninjau kondisi talud yang dimaksudkan. Intinya,
kami selaku pengembang akan tetap melakukan pekerjaan dengan baik,” tandas Witri.
(sam)