Belitung|Satamexpose.com – Insiden bayi Hani cukup menyita perhatian publik membuat salah satu tokoh masyarakat Belitung, Faisal Madani angkat bicara, Selasa (23/5).
Menurutnya, insiden tersebut bukan hanya kelalaian pihak Puskesmas Sijuk, namun lebih kepada Pemerintah Daerah melalui program Pelanduk (Pelayanan medik untuk kampung) yang diresmikan pada Senin (25/2/2019) lalu.
"Kita sangat sesalkan kejadian yang seharusnya tidak terjadi di daerah kita, mengingat akses jalan kita yang sangat baik. Kok bisa pertolongan terkendala waktu yang cukup lama, ini kelalaian namanya," ujarnya.
Terlebih menurutnya cukup aneh ketika ada ibu hamil yang memasuki masa melahirkan bidannya malah tidak berada di tempatnya (rumah dinas bidan).
"Alasan takut tinggal di rumah dinas tidak bisa dijadikan dasar pembenaran atas kelalaian tersebut. Sudah hilang nyawa bayi baru mau menjalankan disiplin, harusnya Bupati berikan tindakan tegas kepada bidan itu agar jadi pembelajaran bagi semua," tegasnya.
Sehari sebelumnya, Senin (22/5) dalam rapat dengar pendapat di DPRD Kabupaten Belitung, anggota Komisi III Vina Cristyn Ferani juga sempat menyoroti kelalaian petugas kesehatan di Puskesmas Sijuk.
Menurutnya, Puskesmas Sijuk itu sudah ada pelayanan bersalin, artinya berdasarkan Permenkes harus ada bidan yang standby minimal empat tangan atau dua orang.
“Ini kelalaian bahwa tidak ada bidan yang berjaga saat itu. Apalagi saya dengar terjadi ketidak setaraan antara bidan Junior dan senior di Puskesmas Sijuk, siapa yang buat kretaria seperti itu, aturan itu tidak ada dalam Permenkes," tandas Vina Cristyn Ferani. (sis)