Belitung |Satamexpose.com
– Proyek Pemeliharaan Berkala Jalan Depati Endek menggunakan
APBD Kabupaten Belitung tahun anggaran 2022 dengan nilai kontrak Rp.
1.913.649.000,00 dinilai amburadul, Jum’at(23/9).
Proyek dengan pelaksana pekerjaan CV. VIRARI ABADI dan
pelaksana Kontruksi Supervisi HAZA MULTI INOVASI tersebut pekerjaan drainase sepanjang Jalan Depati
Endek hingga Jalan S Parman, Kelurahan Kota, Kecamatan Tanjungpandan, Kabupaten
Belitung sejak selesai di kerjakan menyisakan sejumlah masalah.
Jalan S Parman, tepatnya di depan Klenteng Hok Tek Che pada
Sabtu(27/8) ketika curah hujan tinggi dan air laut sedang pasang, jalanan banjir
hingga mencapai ketinggian lutut orang dewasa, diduga dampak dari drainase yang
mengalami perehaban.
Pada Rabu(20/9) lalu ditempat yang sama kembali air
menggenangi Jalan S Parman, meski tak separah banjir pertama, namun selama ini
Jalan tersebut menurut warga setempat sebelum drainasenya diperbaiki belum
pernah mengalami banjir.
“Sejak terjadi perbaikan saluran pinggir jalan, Jalan S
Parman sudah dua kali mengalami banjir. Kita tidak tahu, apakah ada kesalahan
perencanaannya, tehnis pelaksanaan atau mungkin alasan lainnya,” ujar Johan
Wijaya selaku Ketua RT. 04/01 Kelurahan Kota.
Selaku Ketua RT setempat, ia mengaku banyak menerima
pertanyaan dari masyarakat terkait pekerjaan drainase tersebut.
Menurutnya Pemerintah Daerah dalam hal ini perlu mengkaji
kembali hasil pekerjaan pengembang tersebut.
“Kita tidak menghambat pekerjaan Pemerintah, namun idealnya
pekerjaan tersebut harusnya menjadikan suatu tempat menjadi lebih baik dan
lebih layak dan mukan malah sebaliknya,” tandasnya.
Sementara itu, H. Moctar Motong selaku tokoh masyarakat
Belitung atau yang acap disapa Tarek mengatakan pekerjaan tersebut
include(termasuk dalam, red) dengan pekerjaan pelapisan hotmix sepanjang Jalan
Depati Endek yang juga menurutnya amburadul.
“Saya melihat pekerjaan yang dilakukan pengembang, baik
hotmixnya yang dimungkinkan tingkat kepadatannya rendah ataupun unsur
pencampuran aspalnya yang gak beres dan drainase yang mengakibatkan luapan air
sehingga terjadi banjir, ini menunjukkan kinerja yang amburadul,” ujarnya.
Dirinya merasa heran dengan kondisi tersebut, dimana
menurutnya Pemerintah dalam hal Dinas terkait terkesan membiarkan dan menutup
mata.
“Ada apa ini ? Kok, sepertinya dibiarkan saja
kesalahan-kesalahan yang terjadi di depan mata. Saya minta kepada anggota DPRD Kabupaten
Belitung yang terhormat turun, lihat dan kaji kembali pekerjaan ini, jangan
hanya diam saja. Ini sudah terjadi pembiaran, kaji kembali anggarannya, kaji
kembali pekerjaannya,” tandas Tarek.
Menurutnya pekerjaan ini amburadul namun panitianya lebih
amburadul karena membiarkan pekerjaan yang hanya beberapa ratus meter dengan
anggaran yang begitu besar namun hasil pekerjaan yang jauh dari kata maksimal.
(tim)