![]() |
Suasana loket pembayaran pajak di UPT Bakuda Samsat Beltim. IST?Diskominfo Beltim |
MANGGAR,
SATAMEXPOSE.COM - Pendapatan Pajak Kendaraan Bermotor, Bea Balik Nama Kendaraan
Bermotor dan Pajak Air Permukaan di Unit Pelaksana Teknis Badan Keuangan Daerah
Provinsi Kepulauan Bangka Belitung Samsat Belitung Timur mengalami penurunan
drastis.
Hal
ini disebabkan lesunya perekonomian akibat Covid-19 yang menjadi faktor
penyebab utama penurunan pendapatan. Hingga Mei 2020 ini, realisasi pendapatan
masih di bawah 40 persen.
Dilansir
SatamExpose.com dari pers rilis Diskominfo Beltim, realisasi penerimaan Pajak
Kendaraan Bermotor (PKB) baru mencapai Rp 7,2 miliar dari target Rp 22 miliar
atau 31,91 persen.
Pendapatan
Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor (BBNKB) jauh lebih drastis, yakni baru Rp 3,6
miliar dari Rp 23 miliar atau 16,42 persen. Namun kondisi berbeda dengan Pajak
Air Permukaan (PAP), yang sudah mencapai 52 persen atau memperoleh Rp 2,4 miliar
dari target Rp 4,7 miliar.
Kepala
UPT Bakuda Samsat Beltim Alexander Ihsan mengatakan penurunan PKB karena adanya
penangguhan pembayaran wajib pajak yang jatuh tempo sejak 23 Maret hingga 30
Juni 2020 ini.
“Kebetulan
Layanan Samsat Keliling dan SETEMPOH kita juga belum jalan. Orang mungkin masih
takut untuk bayar pajak ke sini, padahal kita sudah jalankan protokol
kesehatan,” kata Alex.
Sedangkan
untuk penurunan BBNKB, Alex menyebut faktor ekonomi akibat Covid jadi penyebab
utama. Mengingat Pajak dari pembelian motor baru ini sangat erat hubungannya
dengan daya beli masyarakat.
“Biasanya
kalau mau lebaran banyak yang beli motor baru, nah kalau tahun ini kondisinya
berbeda. Akibat Covid ini ekonomi lesu, daya beli masyarakat pun jauh
berkurang,” ujar Alex.
Sedangkan
terkait PAP, meski sudah mencapai lebih 50 persen dari target, Alex memprediksi
akan ada pengurangan pendapatan. Sebab, permintaan terhadap komoditas dan
penerapan sistem kerja yang diberlakukan perusahaan membuat penggunaan air
permukaan berkurang.
“Pas
April ini sudah terasa efeknya, biasanya perbulan kita sudah terima 500 juta hingga
600 juta, sekarang hanya 375 juta. Apalagi dari informasi jumlah permintaan
berkurang dan ada pengurangan jam bekerja,” ungkap Alex.
Kondisi
ini diakui bukan hanya dialami di UPT Samsat Beltim namun juga di seluruh
Samsat di bawah Bakuda Provinsi Babel. Namun ia berharap dengan adanya
penerapan new normal kondisi ekonomi akan berangsur-angsur membaik.
“Mudah-mudahan
nanti membaik. Soalnya kalau kondisi ini terus terjadi akan berimbas terhadap
dana bagi hasil dari Provinsi ke Kabupaten Beltim, yang otomatis akan
berkurang,” kata Alex. (*/als)