![]() |
Data Covid-19 di Babel per 12 Juni 2020. SatamExpose.com/Screenshoot |
PANGKALPINANG, SATAMEXPOSE.COM – Pasien
terkonfirmasi positif Covid-19 di Provinsi Kepulauan Babel mencapai 126 orang
hingga Jumat (12/6/2020).
Diantara pasien tersebut ternyata ada satu orang dari
Bangladesh berinisial M yang berumur 61 tahun.
Dilansir situs resmi Pemprov Babel, M diketahui
sudah menjalani perawatan cukup lama dan dikarantina di Gedung Pendidikan dan
Latihan (Diklat) Badan Kepegawaian Pengembangan Sumber Daya Manusia Daerah
(BKPSDMD) Babel.
Dokter penanggung jawab di Gedung Karantina
Diklat BKPSDMD Babel dr Ian Pahlevi menjelaskan kondisi terkini pasien M dalam
keadaan baik.
M masuk karantina pada 9 Mei lalu dengan hasil rapid test
reaktif. Tim menindaklanjuti dengan pemeriksaan swab dan hasilnya positif pada
19 Mei.
"Pasien bersangkutan masih dirawat di wisma karantina
dengan kondisi baik," ungkap dr Ian Pahlevi di Posko Gugus Tugas
Percepatan dan Penanganan Covid-19 (GTPPC-19) Babel, Kamis (11/6/20) sore.
Saat dilakukan pemeriksaan awal terhadap M, tidak
ada keluhan apa pun, kesadaran baik, begitu juga dengan tekanan darah normal. Pengambilan sampel swab terhadap M dilakukan
pada 9-10 Mei 2020 lalu.
Hasil swab kedua yang keluar pada 20 Mei dinyatakan
negatif. Meski hasil swab kedua negatif, M dinyatakan
positif Covid-19 karena salah satu dari dua sampel dinyatakan positif Covid-19.
Pada tanggal 21 Mei 2020 kembali dilakukan swab
ketiga untuk konfirmasi kesembuhan, kemudian pada tanggal 26 Mei 2020 hasilnya
keluar yaitu negatif pertama.
Selanjutnya pada tanggal 27 Mei 2020 dilakukan
swab keempat. Namun hasilnya kembali positif dan M dinyatakan
belum sembuh dari Covid-19 serta masih harus menjalani perawatan.
"Kemudian pada tanggal 8 Juni 2020 dilakukan swab
kelima, untuk dilakukan konfirmasi kesembuhan dan pada tanggal 9 Juni 2020
dilakukan swab keenam. Pada 10 Juni 2020 hasil swab kelima sudah keluar dan
hasilnya negatif pertama dan masih menunggu hasil swab keenam, tunggu saja yang
jelas kondisi pasien baik tanpa gejala," ungkap dr Ian Pahlevi.
(als)