Ticker

6/recent/ticker-posts

APLIKASI PEMANTAU OTG DAN ODP CIPTAAN PEMUDA BABEL DIGADANG-GADANG DIGUNAKAN SECARA NASIONAL

Muhammad Alghozi saat wawancara di Metro TV. Screenshot/IST


PANGKALPINANG, SATAMEXPOSE.COM – Provinsi Kepulauan Bangka Belitung menjadi satu-satunya provinsi yang memanfaatkan teknologi pemantau gunakan aplikasi untuk mengawasi Orang Tanpa Gejala (OTG) dan Orang Dalam Pantauan (ODP).

OTG maupun ODP di Babel dipantau menggunakan aplikasi fightcovid-19. Aplikasi ini merupakan hasil karya milenial asal Babel, Muhammad Alghozi, seorang mahasiswa di Universitas Telkom Bandung.

Dilansir situs resmi Pemprov Babel, aplikasi ini mulai diperhitungkan dan digadang-gadangkan akan digunakan secara nasional untuk penanganan Corona Virus Disease (Covid-19) di tanah air.

Dalam wawancaranya dengan Metro TV, Kamis (23/4/2020) lalu, Alghozi menyebutkan penciptaan aplikasi ini berawal dari keperihatinan adanya dokter yang meninggal usai dinyatakan positif Covid-19.

“Saya melihat berita ada dokter meninggal karena positif Covid-19. Berangkat dari rasa keprihatinan itu, saya ajak dua teman saya menciptakan aplikasi fightcovid-19 tersebut," ujar Alghozi.

Alghozi dan dua rekannya membutuhkan waktu selama lima hari untuk menyelesaikan aplikasi tersebut. Aplikasi fightcovid-19 ini mendapat respon Gubernur Erzaldi Rosman dan diterapkan di dua bandara, yakni Bandara Depati Amir Pangkalpinang dan Bandara H AS Hananjoeddin Tanjungpandan.

Setiap penumpang yang turun dari pesawat di dua bandara tersebut harus mengunduh aplikasi fightcovid-19 ini. Selain itu, penumpang juga wajib mengenakan gelang khusus.

Hal ini mempermudah gugus tugas percepatan penanganan Covid-19 memantau para OTG dan ODP. Dan bila OTG ataupun ODP mengalami gelaja selama proses karantina mandiri selama 14 hari, petugas bisa dengan mudah melakukan tracking.

"Setelah aplikasi ini diunduh, gugus tugas akan mudah memantau dan melacak para OTG dan ODP ini," sebut Alghozi.

Gubernur Erzaldi Rosman mengatakan banyaknya kunjungan ke Babel menimbulkan kecemasan karena sulit untuk mengawasi OTG dan ODP. Bahkan pemprov harus mengeluarkan kebijakan pembatasan penerbangan.

"Dengan pembatasan ini, memang belum cukup efektif mengatasi ODP dan OTG," kata Erzaldi.

Erzaldi merasa ide Alghozi sangat luar biasa dalam penanganan menghadapi Covid-19 ini. Kemudian aplikasi ini terus dikembangkan dan disempurnakan. Proses kerja pemantauannya mulai dari gelang yang ada barcode digunakan setiap orang masuk Babel.

Kemudian langsung dihubungkan dengan aplikasi fightcovid-19, dan langsung terkoneksi ke pusat kontrol gugus tugas. Jika OTG atau ODP keluar rumah akan berubah warna dalam monitor, tanda itu loncat-loncat dan akan ada keterangannya seperti nama, datang, kapan, posisi dimana.

“Nanti akan ditanggapi satgas dengan menghubungi kabupaten kota atau desa menghubungi orang tersebut diberi peringatan," tutur Erzaldi.

Erzaldi juga sangat mendukung jika aplikasi karya putra Babel ini digunakan secara nasional, sebab dengan aplikasi ini akan membantu Tim Gugus Tugas Covid-19. (als)