Ticker

6/recent/ticker-posts

SERING TERJADI PEMADAMAN BERGILIR, D’ANJELO BROTHERS MINTA ASAL DAN KUALITAS BATU BARA YANG DIGUNAKAN PLN DITELUSURI

Ilustrasi mati lampu. IST


TANJUNGPANDAN, SATAMEXPOSE.COM – Pemadaman listrik dirasakan masyarakat Pulau Belitung dalam beberapa hari terakhir. Bahkan pada Minggu (20/10/2019) siang kemarin, pemadaman masih terjadi.

Seringnya terjadi pemadaman ini dipertanyakan D’Anjelo Brothers Club. Juru bicara Reja Novian memperertanyakan soal statemen manager PLN yang menyatakan pasokan listrik di Pulau Belitung surplus.

"Jika kondisi semua pembangkit dalam keadaan baik-baik saja memang surplus, pertanyaannya apakah keadaan pembangkit semuanya berfungsi?” sebut Reja kepada SatamExpose.com.





Menurutnya pemerintah daerah bersama DPRD harus turun tangan untuk duduk satu meja dengan pihak PLN guna menyelesaikan permasalahan ini. Pada kesempatan tersebut PLN harus jujur mengenai kendala yang dihadapi.

Reja memaparkan Sumber energi untk pemenuhan listrik di Pulau Belitung berasal dari PLTU unit 1=16 MW, PLTU unit 2=16 MW, PLTD Pilang = 5 MW, PLTD Padang = 5 MW, PLTD CPO = 5 MW, MPP PLTDG = 25 MW, Biomas = 2 MW. Jadi total ada 74 MW.

"Beban puncak seluruh pulau Belitung 35-40 MW. Inilah yg dikatakan PLN surplus. PLN jelas lebih banyak menggunakan PLTU dengan bahan bakar Batubara dengan biaya produksi 600 rupiah per KW,” papar Reja.





Menurutnya pembangkit dengan menggunakan batu bara lebih banyak menghasilkan untung. Namun Reja mempertanyakan asal batu bara dan kualitas batu bara tersebut. Seharusnya, lanjut Reja, ini menjadi penelusuran pemerintah.

"Ketika masyarakat tidak punya uang buat isi pulsa listrik, listrik di rumah tidak bisa digunakan, PLN tidak pernah mau tau dari mana masyarakat mendapatkan uang untuk membeli pulsa listrik,” ujar Reja.

“Semestinya masyarakat juga tidak mau tau,apa kendala PLN, ada pulsa listrik hidup. Disamping itu ada lebih dari 10 triliun rupiah penyertaan modal negara ke PLN tahun 2019 dan ada 6,5 triliun tahun 2020. Belum lagi tahun-tahun sebelumnya, itu semua uang rakyat," tambah Reja.

Perwakilan D’Anjelo Brothers Club lainnya Theo Maulana menjelaskan, banyak yang dirugikan dari pemadaman listrik ini. Mulai dari usaha rumah tangga, usaha kecil dan menengah tidak bisa melakukan aktivitasnya.





Ia meminta agar DPRD Kabupaten Belitung dan DPRD Kabupaten Beltim membentuk panitia khusus (pansus) dalam penyelesaian permasalahan listrik di Belitung ini.

"Ini sudah termasuk kejadian luar biasa, banyak pihak dirugikan. Pemerintah daerah dan DPRD Belitung serta Beltim kita minta untuk membentuk pansus biar semua cepat terselesaikan. Jika ada pihak yang bermain dan main mata dalam hal ini, aparat penegak hukum bisa bertindak,” pinta Theo.

Sementara itu dari pers rilis yang diterima SatamExpose.com dari PLN UP3 Belitung, saat ini petugas PLN sedang melakukan upaya recovery aliran listrik akibat adanya gangguan pada sistem suplai energi listrik.





PLN berusaha agar suplai listrik kembali normal seperti biasa secepatnya. Pemadaman dilakukan secara bergilir sesuai dengan pengumuman dari PLN melalui media cetak serta social media resmi milik PLN.

“Kami mohon maaf atas ketidaknyamanan ini, mohon dukungan doanya agar proses perbaikan berjalan lancar dan petugas dapat menjalankan tugas dengan selamat,” kata Manager PLN UP3 Belitung Luky Artanti. (als)