Ticker

6/recent/ticker-posts

PETANI KELUHKAN RENDAHNYA HARGA JUAL LADA, TERPAKSA MENJUAL UNTUK BERTAHAN

Ilustrasi lada siap panen. Net

TANJUNGPANDAN, SATAMEXPOSE.COM – Petani lada mengeluhkan rendahnya harga jual lada yang hanya Rp 47 ribu perkilogram, Sabtu (6/7/2019). Padahal harga jual lada sempat menembus Rp 180 ribu pada awal tahun ini.

Tingginya harga lada tak bertahan lama, hanya sekitar sepekan. Setelah itu harga lada terus merosot drastis. Bahkan saat ini, harga lada hanya berada di kisaran Rp 47 ribu perkilogram.

Salah satu petani lada asal Dusun Aik Malik, Desa Bantan, Membalong, Belitung, Manjoy mengaku cemas lantaran harga lada tak kunjung membaik. Namun ia terpaksa menjual harga lada meski harga rendah.





Hal ini ia lakukan untuk mencoba tetap bertahan sebagai petani lada dan berharap harga lada merangkak naik. Sehingga berkebun lada bisa menjadi sumber penghidupan ia dan keluarganya.

"Saat harga murah begini kita mau kerja apa, timah berat juga, jadi terpaksa bertahan. Kalau cuma baru mau menanam sih mungkin tidak, karena harus beli pupuk dan segala macam, ini bertahan aja, berharap sewaktu-waktu naik," ujar Manjoy kepada SatamExpose.com.

Dengan harga jual lada yang hanya Rp 47 ribu perkilogram, ia mengaku tidak bisa panen dalam jumlah banyak. Pasalnya harga tersebut tak sebanding bila harus membayar upah buruh.





"Sudah sekitar sebulanan harga 47 ribu, sebelumnya dibayar 50 ribu. Rugi sih tidak sebenarnya, buat bertahan. Tapi kita tidak bisa banyak panennya, karena kita upah orang buat panennya juga, mereka harus digaji. Untuk saat ini kami panen sendiri buat irit ongkos," papar Manjoy.

Ia berharap harga lada berada di kisaran Rp 80 ribu perkilogram atau naik sekitar 80 persen dari harga sekarang. Sehingga biaya pupuk hingga perawatan serta upah bisa tertutupi.

"Sekitar harga 80 ribuan saja sebenarnya sudah enak bernafas, gaji orang (pemetik) enak dan pupuk sudah ketutup juga," tandas Manjoy. (fg6)