Ticker

6/recent/ticker-posts

ANGKA KEMATIAN IBU DAN BAYI DI BELTIM MENINGKAT DALAM DUA TAHUN INI

Rapat koordinasi terpadu yang berlangsung di ruang pertemuan BP4D Beltim, Selasa (19/2). IST/Diskominfo Beltim
MANGGAR, SATAMEXPOSE.COM – Angka kematian ibu dan anak di Kabupaten Beltim mengalami peningkatan dalam dua tahun terakhir ini. Pada tahun 2017 angka kematian ibu di berjumlah 1 orang menjadi 4 orang pada tahun 2018.

Angka kematian neonatal tahun 2017 dari 17 orang menjadi 21 orang di tahun 2018. Angka kematian bayi dari 1 orang menjadi 7 orang tahun 2018. Angka kematian balita sebanyak 3 orang tahun 2017 dan 2018.

Hal tersebut disampaikan Kepala Dinas Kesehatan, Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana Kabupaten Beltim, Yulhaidir dalam pers rilis Diskominfo Beltim yang diterima SatamExpose.com, Selasa (19/2/2019) malam.

Untuk mengoptimalkan rencana program pengendalian kematian ibu dan bayi dan masalah gizi buruk di Kabupaten Belitung Timur (Beltim) dilakukan rapat koordinasi terpadu yang berlangsung di ruang pertemuan BP4D Beltim, Selasa (19/2).

Untuk itu diperlukan upaya penguatan pengendalian kematian ibu dan anak serta masalah status gizi pada kelompok rentan.

Kematian ibu disebabkan karena hipertensi selama kehamilan dan penyebab yang tidak diketahui. Kematian bayi disebabkan karena diare, peneumonia dan lain-lain. Kematian neonatal disebabkan karena berat bayi lahir rendah,asfiksea, kelainan bawaan dan lain-lain.


Disamping permasalahan itu, ada juga permasalahan gizi masyarakat pada kelompok rentan yang menjadi fokus penting dalam rakor tersebut, seperti gizi buruk pada bayi dan balita serta masalah gizi kronis pada ibu hamil.

Kegiatan tersebut dihadiri 70 orang yang terdiri dari pihak dinkes, pengendalian penduduk dan KB, UPT rumah sakit, puskesmas se Beltim dan organisasi profesi dari IDI, IBI, PERSAGI dan PPNI.

Dikatakan Asisten II Pemkab Beltim Khaidir Lutfi, seluruh pihak harus bersinergi dalam mensukseskan program kesehatan dalam mengatasi masalah kesehatan di Beltim.

“Kita semua harus bekerja sama dan bersinergi untuk mensukseskan program kesehatan karena program kesehatan akan berjalan baik jika ada koordinasi, saling mendukung serta memiliki mindset yang sama,” kata Khaidir.

Diharapkannya, selain untuk mendesiminasikan capaian kinerja pelayanan kesehatan keluarga terutama ibu dan anak serta gizi masyarakat, juga dapat diketahui isu dan strategi pengendalian kematian ibu dan bayi serta masalah gizi. (*/als)