![]() |
Gambar : Irwan ketika memberikan materi dalam rapat koordinasi. |
Manggar, Satam Xpose –
Tim Nasional Percepatan Penanggulangan Kemiskinan (TNP2K) dan
Kementerian Sosial RI menunjuk Kabupaten Belitung Timur (Beltim) menjadi daerah
percontohan Mekanisme Pendaftaran Mandiri (MPM) Rumah Tangga Miskin. Program
pilot project nasional ini akan berjalan mulai tahun 2017 mendatang.
Dengan adanya MPM nantinya masyarakat miskin langsung yang akan
melakukan pendaftaran sendiri di kecamatan. Tujuannya tak lain agar exclucion
error atau kesalahan karena tidak memasukkan rumah tangga miskin yang
seharusnya masuk data dapat dieleminir.
Data masyarakat yang mendaftar akan terkoneksi langsung ke data
base pusat dan data program penanggulangan kemiskinan. Khusus untuk Kabupaten
Beltim rumah tangga miskin akan mendaftar di pusat layanan Pelayanan Satu
Pintu Penanggulangan Kemiskinan (PSPPK) yang disediakan di tiap kecamatan.
Asisten Ketua Pokja Kebijakan TNP2K Nasional
Sekretariat Wakil Presiden RI, G. Irwan Suryanto, Rabu (24/8) mengungkapkan desakan untuk pembaharuan pelayanan
dikarenakan pemerintah pusat akan menghapus pembaharuan data masyarakat miskin.
Program tiga tahunan ini dianggap menggunakan anggaran yang terlalu besar.
“Program ini akan memberikan akses kepada masyarkat miskin untuk
secara proaktif mengajukan permintaan untuk didaftarkan dalam data terpadu
sebagai sasaran calon penerima manfaat program perlindungan sosial. Masyarakat
miskin juga akan mendapatkan penanganan yang objektif dan terstandardisasi
dalam rangka menentukan peringkat kesejahteraan sebagai penerima bantuan,”
jelas Irwan.
Irwan yang menjadi narasumber pada pertemuan Sosialisasi dan
Koordinasi dengan Tim Pengentasan Kemiskinan Kabupaten Beltim di Ruang Rapat
Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) ini mengatakan di seluruh
Indonesia hanya 11 Kabupaten/Kota dan satu Provinsi yang menjadi pilot project
program percontohan ini. Ditunjuknya Kabupaten Beltim karena dianggap
sudah memenuhi kriteria untuk menjadi wilayah percontohan.
“Kriterianya sudah mampu memiliki anggaran melakukan pendaftaran
rumah tangga miskin. Sudah membangun sistem basis data program penanggulangan
kemiskinan yang bersumber pada data terpadu. Dan sudah melaksanakan komponen
kegiatan yang termasuk di dalam MPM,” jelas Irwan.
Ia berharap jika mekanisme program ini teruji dan berhasil di
Kabupaten Beltim, maka program MPM akan diadopsi dan diterapkan untuk daerah
lain di Indonesia.
Ketua Tim Koordinasi Penanggalungan Kemiskinan (TKPK) Kabupaten
Beltim, Burhanudin menyatakan dipilihnya Kabupaten Beltim menjadi daerah
percontohan adalah momentum untuk menjalan visi dan misi lima tahun ke depan.
Ia menekankan komitmen Pemkab Beltim untuk mengentaskan kemiskinan.
“Kita sangat mengapresiasi insiatif kerjasama pemerintah
pusat yang menunjuk Kabupaten Beltim jadi daerah percontohan. Kita ingin
mendorong rumah tangga untuk mendaftarkan diri pada program-program pengentasan
kemiskinan nasional sekaligus memaksimalkan peran tugas merespon keluhan rumah
tangga miskin,” kata Aan sapaan sehari-hari Burhanuddin.
Aan menyatakan Pemkab Beltim akan menyiapkan SDM dan segala
sesuatu yang dibutuhkan untuk keberhasilan program ini. Ia juga memuji
kecanggihan program MPM tersebut.
“Kita siap bekerjasama mendukung keberhasilan
program ini. Mudah-mudahan kita mampu mengidentifikasi dan menangani segala
kendala dalam penargetan program dan memutakhirkan data terpadu secara
dinamis,” ujar Aan. (@2!-Humas)