Ticker

6/recent/ticker-posts

TANRI ABENG SARANKAN BELTIM BENTUK BUMR

Manggar, (Satam Expose); Ekslusifitas pertumbuhan ekonomi Indonesia membuat hanya segelintir orang-orang bermodal besar yang menikmatinya. Sementara itu, pengusaha kecil bahkan mikro belum bisa menikmati cemerlangnya pertumbuhan ekonomi berapa tahun belakangan ini. Hal ini mendapat perhatian khusus dari Tantri Abeng, Mantan Menteri Negara Pendayagunaan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) era Kabinet Presiden Soeharto dan Presiden BJ Habibie ini menyarankan Kabupaten Belitung Timur (Beltim) agar dapat mengadopsi konsep usaha Badan Usaha Milik Rakyat (BUMR) supaya dapat mengeliminir kesenjangan antara pengusaha kaya dengan miskin. Selain itu, BUMR juga akan banyak menyerap tenaga kerja khususnya dari putra daerah.   

“Jadi konsep saya adalah membangun ekonomi inklusif, bukan eksklusif, karena jika yang diutamakan pertumbuhan ekonomi eksklusif, maka akan membawa perpecahan. Kalau kesenjangan antara yang kaya dan miskin sangat lebar, itu kan menjadi potensi masalah,” ungkap Tantri kepada Humas Beltim seusai menjadi pembicara dalam seminar tentang pendidikan di Auditorium Zahari MZ, Rabu (28/1).  

Enterprenour yang dijuluki “Manajer Rp 1 Milyar” ini menjelaskan inti dari BUMR adalah sesungguhnya bagaimana mengorganisir secara tersistem dengan manajemen yang profesional usaha-usaha kecil (UMKM) dan koperasi dalam struktur korporasi. Jadi gabungan dari beberapa koperasi untuk membentuk perseroan terbatas (PT) yang membuat BUMR sejajar dengan badan usaha yang lain terstruktur tapi karena tetap berstruktur berkala dan dimiliki oleh rakyat yang berada di atas seperti, petani, nelayan, pengerajin, atau pengusaha kecil.

“Ekonomi sosial yang seperti inilah inti dari pada jiwa koperasinya Bung Hatta. Masalahnya Bung Hatta tidak menyajikan korporasi, dia melahirkan koperasi. Makanya saya angkat koperasi ke atas jadi korporasi. Sehingga terstruktur secara berkala, terorganisir dengan manajemen yang profesional dan  bisa di-link langsung dengan industri. sehingga nilai tawar dari BUMR ini terhadap industri yang bisanya menjadikan petani-petani sebagai alat tidak bisa lagi, karena yang berhadapan atas nama petani kecil dan usaha kecil adalah BUMR,” jelas Tantri.  

Lebih lanjut, Alumus Doktor (S3) Universitas Gadjah Mada (UGM) mengatakan ini dengan adanya BUMR yang sejajar posisi dengan industri ini, daerah akan berkembang karena tercipta nilai yang lebih tinggi. Saat ini Kabupaten Bojonegoro Jawa Timur sedang dijadikan Pilot Project Perintis BUMR di tanah air.

“Dengan banyaknya BUMR, maka lulusan perguruan tinggi akan betah ke daerah karena dengan adanya BUMR merekalah yang akan memanage BUMR tersebut. Jika Kabupaten Beltim mau, saya siap membantu,” ujar Tantri.

Sementara itu Bupati Beltim, Basuri T Purnama menyambut baik usul Tantri Abeng. Ia menyatakan Pemkab Beltim siap untuk mengadopsi konsep BUMR yang ditawarkan.

“Kita (Kabupaten Beltim) tentu sangat bisa menerapkan BUMR. Namun harus didukung oleh SDM dari Pak Tantri dan persiapan SDM kita yang nanti di sekolahkan di Tantri Abeng University,” tukas Basuri. (@2-Humas Beltim)



Terkirim dari Samsung Mobile

DCF5DF20-CD64-41C7-BD56-1C593D5D50DA