Belitung | Satamexpose.com – Jembatan Air Pegantungan 1 di Desa Pegantungan, Kecamatan Badau, Kabupaten Belitung, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung dan merupakan bagian dari paket pekerjaan Penggantian Jembatan Air Terong 1 yang dibangun pada tahun 2022 dengan menelan anggaran APBN sebesar Rp. 24.645.203.000,00 oleh PT Karya Mulia Nugraha, kondisinya mulai mengkhawatirkan, Senin (1/9).
Pasalnya, pada bagian gelegar dan penyangga jembatan terlihat banyak sekali bekas suntikan epoxy (resin thermosetting, red) akibat keretakan dan rembesan yang terjadi dalam kurun waktu tiga tahun berjalan.
Hasil investigasi tim Satamexpose.com, jembatan dengan panjang ± 20 meter tersebut ditemukan 15 bekas suntikan epoxy pada dan rembesan air pada dinding beton penyangga serta puluhan lobang bekas suntikan pada beton gelegar jembatan Air Pegantungan 1 tersebut.
Selain itu, hasil pemeriksaan pada 11/4 2023, 30/3 2024 dan 4/7 2025 pada gelegar jembatan juga banyak sekali ditemukan retakan dengan lebar retakan 0,1 mm hingga 0,05 m dan panjang bervariasi antara 0,2 meter hingga 1,5 meter.
Terlebih lagi, dketahui beton penyangga dan gelegar jembatan tersebut saat pengerjaan dilakukan pengecoran ditempat dan bukan menggunakan beton cetak jadi seperti halnya pada jembatan Air Terong 1 yang merupakan paket pekerjaan yang sama.
Sedangkan pada kontruksi Jembatan Air Terong 1 diketahui pemasangan beton melintang (diafragma) terlihat tidak presisi dalam pemasangannya (mengikuti lengkung jalan, red) dan terdapat retakan pada salah satu beton gelegar dengan panjang 2,5 meter serta lebar retakan 0,2 mm (hasil pemeriksaan 13/4 2023).
Pemasangan diafragma wajib presisi karena fungsi utamanya sebagai pengikat gelegar induk, mendistribusikan beban secara merata serta meningkatkan kekakuan dan stabilitas keseluruhan struktur jembatan.
Pemasangan yang tidak presisi tentunya akan mengurangi afektivitas pengikatan dan akan membuat struktur lemah serta retentan terhadap pergeseran.
Mantan PPK 2-1 Satker wilayah Babel, Sajad ketika dikonfirmasi terkait retak serta suntikan yang banyak terdapat di jembatan Air Pegantungan 1 melalui pesan whatapp membenarkan jika telah dilakukan penyuntikan dengan epoxy.
Namun ia membantah jika retakan di penyangga dan gelegar jembatan Air Pegantungan 1 ditutup dengan dempul.
“Itu sealant Pak, bukan dempul,” tulisnya.
Sementara itu, Yudinan seizin Septian selaku PPK 2-1 Satker Wilayah Babel terkait masalah tersebut membenarkan jika jembatan yang baru terbangun 3 tahun itu telah berkali-kali dilakukan penyuntikan dengan tujuan memperkuat struktur.
Ketika ditanyakan kemampuan jembatan dengan kondisi seperti itu, ia menjawab dengan pasti jika jembatan akan mampu bertahan hingga 40 tahun dengan perawatan rutin.
Biaya perbaikan sampai 40 tahun tersebut, apakah dari biaya APBN? Berapa biaya negara yang di rugikan?
Keretakan dimungkinkan terjadi karena dalam pelaksanaan dikerjakan asal jadi atau perencanaan yang kurang tepat?
Bagaimana pengawasan dari konsultan, apakah sudah sempurna?
Terkait penambalan keretakan besar dengan dempul, ia membenarkan dan pihaknya telah melakukan teguran.
“Bulan Juli 2025 lalu pihak P2JN juga melakukan pengawasan jembatan dan mendapati beberapa keretakan. Apakah pekerjaan tersebut dianggap layak atau tidak sepenuhnya kewenangan mereka,” tandasnya.
Sebagai catatan, PT Karya Mulia Nugraha merupakan anak perusahaan PT Bangka Cakra Karya yang merupakan pemenang tender proyek Penggantian Jembatan Air Pilang dengan sumber pendanaan APBN tahun 2025-2027 dengan nilai kontrak Rp. 89.843.492.000,00 dari nilai pagu Rp. 98.677.554.000,00 dengan masa pelaksnaan 660 hari kalender. (tim)
0 Komentar