Belitung|Satamexpose.com – Bupati Belitung, H Sahani Saleh, S.Sos beberapa waktu lalu sempat membantah terkait isu pencabutan status internasional Bandara H. AS Hanandjoeddin Tanjungpandan, namun Kepala Dinas Perhubungan Provinsi, Asban Aris dengan gamblang menyatakan pencabutan status internasional Bandara H. AS Hanandjoeddin Tanjungpandan hanya bersifat sementara dan bisa dikembalikan.
“Pencabutan sementara itu dilakukan oleh Badan
Nasional Penanggulangan Bencana (BPBN), terkait pandemi Covid-19, kita sudah mintakan
untuk dibuka entry poin,” ujarnya, Selasa (6/6) lalu.
Ia juga mengatakan Pemerintah Provinsi sudah
berkali-kali mengajukan agar Bandara H. AS Hanandjoeddin kembali punya
penerbangan ke luar negeri.
“Kita sudah bersurat lagi untuk acara Asean Blue
Economy ke Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi RI dan kita
upayakan penerbangan ke luar negeri agar ekonomi menggeliat dan pariwisata
berkembang,” tandasnya.
Terkait kisruh mengenai status Internasional Bandaa
H.AS Hanandjoeddin Tanjungpandan itu, sejumlah tokoh masyarakat Belitung terdiri dari profesi, asosiasi, dan unsur
akademisi pariwisata membentuk tim yang berkonsentrasi pada upaya
penyelamatan status Internasional Bandara H. AS Hanandjoeddin itu.
Tim Penyelamat Bandara Udara Internasional H. AS
Hanandjoeddin (TPBUIH) yang diketuai A Rani Rasyid dan sekretaris Agi Santri,
SE., M.Par saat ini telah melayangkan surat kepada Gubernur Provinsi Kepulauan
Bangka Belitung nomor: 001/SFP/TPBUIH/VI/2023 untuk berdialog dalam rangka
mempertahankan status Bandara H. AS Hanandjoeddin sebagai Bandara
Internasional.
Ketua Tim Penyelamat Bandara Udara Internasional H.
AS Hanandjoeddin, A Rani Rasyid yang acap disapa Ayah Agok mengatakan kepada Satamexpose.com pihaknya saat ini sedang
melakukan pemetaan dampak negatif dengan dicabutnya status internasional
Bandara H. AS Hanandjoeddin.
“Pencabutan status internasional tentunya akan
berdampak, terutama untuk pariwisata kita. Selain itu status geopark Belitong
yang menjadi bagian dari Unesco Global Geopark juga akan terdampak tentunya,”
ujar Ayah Agok, Jum’at (16/6).
Menurutnya, masalah ini akan berdampak besar
terhadap ekonomi mikro terutama masyarakat pelaku pariwisata.
Meski demikian Ayh Agok berharap informasi tentang pencabutan status internasional Bandara Udara Internasional H. AS Hanandjoeddin tidak menyebabkan kepanikan dikalangan masyarakat.
“Kita juga berharap agar seluruh pihak tetap
menjaga kondusifitas terkait informasi tentang pencabutan status internasional Bandara
Udara Internasional H. AS Hanandjoeddin dengan menunggu informasi resmi dari
pihak yang berwenang,” tandasnya. (ram)