Ticker

6/recent/ticker-posts

BIDAN TAK KUNJUNG TIBA, HENI LAHIRKAN BAYI DI KURSI RUANG TUNGGU PUSKESMAS SIJUK


Belitung|Satamexpose.com – Pelayanan Puskesmas Sijuk dikeluhkan Heni (42), warga Jalan Penghulu, Desa Sijuk, Kecamatan Sijuk, Kabupaten Belitung, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung terkait dirinya melahirkan di ruang tunggu pasien tanpa penanganan bidan dan paramedis, Sabtu (20/5).

Akibat kelalaian dan ketidak telitian penanganganan bersalin serta penanganan bayi yang terkesan lamban, anak yang dilahirkan ibu Heni harus menghembuskan nafas terakhirnya.

Kejadian berawal ketika Heni dengan diantar sang suami mendatangi Puskesmas Sijuk untuk melahirkan, Rabu (17/5) sekira pukul 19.30 WIB.

“Sebelum berangkat kami sudah menghubungi pihak Puskesmas, namun ketika tiba di Puskesmas lampu dalam kondisi mati dan saya membuka sendiri pintu pagar untuk masuk,” ujar Yusriadi, suami Heni pada Jum’at (19/5).

Kepada Satamexpose.com Yusriadi menceritakan saat dirinya dan sang istri tiba di Puskesmas tersebut kondisinya gelap gulita dan mereka hanya menemukan seorang Satpam saja, sedangkan bidan yang biasanya bertugas mengaku sedang ada keperluan di Tanjungpandan.

Heni dan suaminya lantas menunggu sang bidan di ruang tunggu pasien umum sekitar 15 menit sebelum akhinya sang putra kelima pasangan ini lahir dengan sendirinya tanpa ada penangan medis dari pihak Puskesmas.

“Saat itu saya dan suami sedang menunggu bidan di kursi ruang tunggu pasien umum dan kondisi saya saat itu sudah waktunya persalinan. Bayi kami akhinya lahir tanpa ada penanganan medis dari pihak Puskesmas Sijuk,” papar Heni kepada Satamexpose.com, Jumat (19/5).

Setelah beberapa jam bayi lahir dan dalam kondisi menangis, bidan puskesmas baru datang. Melihat bayi sudah lahir bidan langsung bergegas mengangkat dan membersihkan bayi ke dalam ruangan Mampu Salin Puskesmas.

Namun ketika ditanya mengenai penanganan yang dilakukan bidan, Heni mengatakan iya hanya melihat bidan membersihkan tubuh sang bayi.

Kamis (18/5) sekira pukul 01.00 WIB, bayi Heni menangis dan dirinya mendapati anaknya seperti tersedak.

“Saya sempat bertanya kepada bidan, sakit apa anak saya bu. Bidan hanya menjawab BAB dan saat itu kondisi lampu sudah menyala,” ujar Heni.

Heni baru mengetahui bahwa putra kelimanya sudah tidak bernafas lagi sekitar pukul 03.00 WIB dan meminta suaminya untuk memberitahukan kepada bidan.

“Bidan langsung menelpon dokter terkait kondisi tersebut. Saat penanganan bayi hanya ada dua bidan, dokter tidak ada. Setelah kejadian ini paginya jenazah anak kami langsung kami makamkan di TPU Desa Sijuk,” tandas Heni diiringi isak tangis.

Sementara itu Plt Kepala Puskesmas Sijuk Drg Rizki Apriyani mengakui tidak ada bidan jaga di puskesmas saat itu. Sebab Puskesmas Sijuk ini tidak memiliki rawat inap dan IGD 24 jam.

Meskipun demikian, pihaknya akan melakukan evaluasi kinerja pelayanan Puskesmas Sijuk terhadap masyarakat atas peristiwa ini.

“Kejadian ini menjadi bahan evaluasi kinerja kami ke depannya. Sebab kalau saya lihat memang ada beberapa faktor ya, bersamaan dengan mati lampu. Bidan kebetulan ada keperluan dan lainnya,” kata Drg Rizki Apriyani kepada Satamexpose.com, Sabtu (20/5).

Namun ketika ditanya mengenai Genset yang ada di Puskesmas kenapa tidak dinyalakan ketika lampu mati, iya mengaku tidak begitu paham dan melempar masalah tersebut kepada Kasubag TU, Iswadi. (sis)