Belitung |Satamexpose.com
– Beberapa tokoh masyarakat Belitung
pertanyakan hasil pininjauan Pj Gubernur Babel Dr. Ir. Ridwan Djamaludin, M.Sc ke
lokasi pembangunan dermaga hantu pada Jum’at(11/11) lalu yang tidak diketahui
siapa pemiliknya, peruntukannya untuk apa dan tanpa memegang selembar izin
serta dibangun secara permanen dengan beton pancang sepanjang lebih dari 100
meter menjorok ke laut di perairan Tanjung Ruu, Desa Pegantungan, Kecamatan
Badau, Kabupaten Belitung, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, Selasa(22/11).
Seperti diberitakan sebelumnya, Pj Gubernur Babel Dr. Ir. Ridwan
Djamaludin, M.Sc ketika melakukan peninjauan ke dermaga hantu bersama Kepala
Desa Pegantungan, Ahid hanya beremu dengan beberapa penjaga yang tidak
mengetahui siapa dan untuk apa dermaga tersebut dibangun.
Saat itu Gubernur meminta pesannya disampaikan agar pihak yang terkait
dengan pembangunan dermaga untuk menemui dirinya di Kantor Gubernur pada
Selasa(15/11) lalu.
H. Moctar Motong yang akrab disapa Tare’
mempertanyakan hasil pertemuan Pj Gubernur dengan pihak pemilik dermaga hantu
yang hingga saat ini tidak ada kejelasannya.
“Satu minggu sudah sejak Pak Gubernur turun ke lokasi
dermaga hantu dan hingga hari ini kita
belum mendengar kejelasannya,” ujarnya.
Menurutnya, masalah tersebut wajib segera tuntas dan
jika tidak ada yang mengaku sebagai pemilik ataupun tidak memiliki kejelasan
mengenai peruntukan serta perizinannya maka sebaiknya segera lakukan
pembongkaran terhadap dermaga hantu tersebut.
“Ini berkaitan dengan marwah Pemerintahan kita di
Babel, jangan sampai terkesan Pemerintah bisa diatur oleh para oligarki yang
nakal,” ujarnya.
Iya juga berkeyakinan Pemerintah Pusat dalam hal ini
Kementrian Perhubungan tidak mungkin memberikan izin atas dermaga tersebut.
“Rasanya tidak mungkin diberikan izin untuk pelabuhan
khusus disana, mengingat keberadaannya yang bersebelahan dengan dermaga umum
Tanjung Ruu,” tuturnya.
Hal senada juga disampaikan oleh A. Rani Rasyid,
dimana menurutnya pembuatan dermaga yang terkesan kucing-kucingan tersebut
mengisyaratkan ada keinginan yang tidak baik atas pembangunan tersebut.
“Bukan tidak mungkin dermaga hantu dijadikan sarana
untuk kegiatan penyelundupan nantinya. Kalau tidak, kenapa harus dibuat private
dengan pagar yang tinggi dan tertutup dari pandangan?” ujarnya.
Sementara itu Bupati Belitung, H. Sahani Saleh ketika
dijumpai beberapa waktu lalu terkait keberadaan dermaga hantu tersebut
menyarankan agar dermaga tersebut dibongkar saja.
“Izinnya tidak ada, peruntukan tidak jelas, pemilik
tidak ada yang mengaku, ya dibongkar saja,” ujar Sanem panggilan akrab Bupati
Belitung. (tim)