Belitung|Satamexpose.com-
Kelangkaan
BBM satu pekan terakhir di Kabupaten Belitung dan tidak adanya tindakan nyata
baik dari pihak Pemerintah Daerah baik eksekutif maupun legeslatif serta aparat
penegak hukum membuat Ayi Gardiansyah Iskandar salah seorang tokoh masyarakat
Belitung angkat bicara, Selasa(19/4).
Ayi mempertanyakan tindakan
para pengambil kebijakan ketika setiap hari terlihat mobil tangki Pertamina
suplay ke seluruh SPBU yang ada di Kabupaten Belitung namun BBM tidak terlihat di
pasaran tingkat pengecer.
“Kemana barang itu bersembunyi,
apakah para pengambil kebijakan tidak mendengar atau melihat masalah ini, atau
ada gangguan pada mata dan telinga mereka,”ujarnya lantang.
Ayi merasa miris dengan kondisi
yang terjadi dan mempertanyakan apakah mereka (para pengambil kebikajan, red)
tidak tahu bahwa ekonomi akan terganggu serius jika kelangkaan bbm ini dibiarkan berkepanjangan.
Menurutnya, setiap hari dari
pagi sampai malam antrian ratusan mobil di tempat-tempat pengisian namun
anehnya BBM tidak nampak ditingkat pengecer.
“Setiap melihat kios yang biasa
berjualan BBM, kini yang nampak hanyalah botol dan jerigen kosong. Jikapun kita
dapat di tingkat pengecer harga pertamak Rp. 15.000,-/ ltr atau Rp 300.000,-/
jerigen itupun tdk cukup takarannya dan pertalite dari Rp 11.000,- hingga Rp
13.000,-/liter, itupun didapat lewat jalur mengemis,” paparnya.
Sementara itu disisi lain, Gubernur
Babel, Erzaldi Rosman seperti yang dirilis
oleh Humas Pemerintah Provinsi dikabarkan telah melakukan pertemuan
dengan Kepala Badan Pengaturan Hilir Minyak dan Gas Bumi (BPH Migas), Erika
Retnowati di ruang kerja Fubernur, Selasa(19/4) guna memonitor dan memastikan
stok BBM dan gas aman selama bulan Ramadhan dan Idul Fitri 1443 Hijriah.
Menurut Erzaldi
kelangkaan BBM dan gas di Babel terjadi dikarenakan cuaca dan kapasitas penampungan
BBM yang masih kecil dan meminta BPH Migas mendorong agar Pertamina dapat
membangun tangki tambahan untuk penyimpanan bahan bakar baik di Pulau Bangka
maupun di Pulau Belitung.
“Terkait stok
BBM di Babel yang sering terganggu karena kondisi cuaca, kami sudah meminta
kepada Pertamina untuk membangun penampungan dengan kapasitas besar, dan saat
ini sudah mulai dibangun, bukan hanya untuk solar saja, tetapi juga pertalite,“
pungkasnya
Erzaldi juga menuturkan
bahwa pihaknya selama ini terus berkolaborasi dengan Polda untuk melakukan
razia dan pengawasan terhadap proses pendistribusian. (tim)