Ticker

6/recent/ticker-posts

TAK TERIMA BANTUAN LANGSUNG TUNAI, WARGA DI BELITUNG TIMUR TOLAK COKLIT DATA PEMILIH

Petugas sedang melakukan coklit data pemilih.
IST/Diskominfo Beltim

MANGGAR, SATAMEXPOSE.COM – Pencocokan dan Penelitian (Coklit) data pemilih di Belitung Timur sedikit terkendala. Pasalnya ada warga yang menolak saat petugas akan melakukan coklit.

 

Kepala Divisi Perencanaan, Data, dan Informasi KPU Beltim Rizky Rinaldi mengungkapkan, penolakan itu terjadi karena yang bersangkutan tidak menerima Bantuan Langsung Tunai (BLT).

 

“Hanya satu itu saja penolakannya di Desa Gantung. Dia menolak dicoklit karena tidak memperoleh BLT. Namun kita tidak bisa berbuat banyak karena itu di luar domain kita,” ujar Rizky dalam press release Diskominfo Beltim.

 

Hingga dua hari jelang masa akhir coklit data pemilih, petugas berhasil melakukan coklit terhadap lebih dari 89 persen. Bahkan enam desa di Kabupaten Beltim ada yang sudah mencapai 100 persen.

 

Berdasarkan Sistem Informasi Data Pemilih (Sidalih) minggu ke-3 tahapan coklit per 6 Agustus 2020 dari total 93.048 pemilih yang masuk dalam data, 74.887 dinyatakan cocok atau sesuai, 2.930 ubah data, 1.904 pemilih baru dan 5.084 pemilih tidak memenuhi syarat.

 

Alhamdulillah per 6 Agustus 2020 kemarin, untuk rekap data keseluruhan di Sidalih progresnya sudah mencapai 89 persen,” kata Rizky.

 

Endam desa yang sudah mencapai 100 persen, seperti Desa Dukong dan Air Madu (Simpang Renggiang), Desa Pembaharuan (Kelapa Kampit), Desa Lenggang dan Desa Jangkar Asam (Gantung) serta Desa Bentaian Jaya (Manggar).   

 

“Kalau kita memang tidak mematok berapa target diminggu ketiga ini. Cuman diharapkan capaian bisa sekitar 60 sampai 80 persen,” kata Rizky.

 

Terkait kendala di lapangan saat Coklit, Rizky menyatakan tidak ada kendala berarti. Namun paling banyak karena permasalahan data administrasi kependudukan.

 

“Kendalanya beragam, dari ketidaksesuaian data kepemilikan KTP elektronik dengan KK, atau ada Nomor Induk Kependudukan yang aneh, karena di ujungnya bisanya angka 1 – 9, ini malah 0,” ungkap Rizky.        

 

KPU Belitung Timur juga berencana meniadakan TPS 10 di Desa Batu Penyu, Gantung. Penghapusan satu TPS yang berlokasi di Dusun Pulau Sekunyit itu lantaran seluruh warganya pindah domisili ke daratan (Pulau Belitung).

 

Dari 95 pemilih yang tercatat di Pulau Sekunyit, semuanya sudah pindah ke berbagai tempat di Kecamatan Gantung. Pulau Sekunyit saat ini hanya menjadi tempat singgah sementara bagi nelayan.   

 

“Seluruhnya tidak lagi di Pulau. Kita bisa memastikan tidak ada lagi warga yang tinggal di sana,” ungkap Rizky.

 

Rizky mengungkapkan sebagian besar warga sudah mengurus pindah domisili. Bahkan dari pihak Desa Batu Penyu juga sudah nyampaikan akan melakukan sosialisasi untuk menggabungkan dusun di Pulau Sekunyit dengan dusun di Gusung Cina atau Batu Penyu.

 

“Rencananya ditahun 2021 akan digabung dusun di sana. Pihak Pemerintah desa juga sudah siap untuk sosialisasi,” ungkap Rizki.

 

Namun Rizky menekankan sebelum menghapus TPS 10 di Pulau Sekunyit, KPU Beltim masih harus berkoordinasi dengan KPU Provinsi Kepulauan Bangka Belitung dan KPU RI.

 

“Untuk keputusan akhir, apakah ada atau tidaknya TPS di sana nanti kita harus tunggu hasil koordinasi dengan KPU Provinsi dan KPU RI,” ujar Rizky. (*/als)