Ticker

6/recent/ticker-posts

KURANG PERHATIAN ORANG TUA, ANGKA KENAKALAN ANAK DAN REMAJA MENINGKAT, PERNIKAHAN USIA DINI PATUT JADI PERHATIAN

Efita Santy. IST/Diskominfo Beltim


MANGGAR, SATAMEXPOSE.COM - Kasus kenakalan anak dan remaja mendominasi kasus yang ditangani Bidang Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Dinas Sosial, Pemberdayaan Masyarakat dan Desa Kabupaten Belitung Timur.

Dikutip SatamExpose.com dari pers rilis Diskominfo Beltim, lima dari delapan kasus yang ditangani DSPMD merupakan kasus kenakalan remaja. Diantaranya konsumsi minuman beralkohol, pencurian hingga tindak asusila.

Seluruh kasus sudah diselesaikan dengan proses kekeluargaan dengan mengedepankan hak anak. Dibandingkan dengan tahun lalu, angka kenakalan anak dan remaja ini juga meningkat.

Kepala Bidang Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Efita Santy mengatakan, pihaknya hanya menangani empat kasus hingga Mei 2019 lalu. Dengan total kasus kenakalan anak dan remaja 12 selama 2019.

“Mudah-mudahan tidak bertambah lagi. Soalnya tahun lalu, belum sebanyak sekarang. Kalau tahun 2019 total kasus kenakalan anak 12 kasus,” ujar Efi dalam pers rilis Diskominfo Beltim yang diterima SatamExpose.com, Rabu (17/6/2020).

Menurutnya, hampir seluruh kasus kenakalan anak dan remaja dikarenakan kurangnya perhatian orang tua. Bahkan disinyalir, anak-anak yang terseret kasus lantaran keluarganya sudah ‘tidak utuh’ lagi.

“Anak-anak ini biasanya berasal dari keluarga broken home. Mereka tidak tinggal dengan ayah ibunya tapi dititipkan ke nenek atau keluarga lainnya. Mereka kurang mendapatkan kasih sayang dan perhatian orang tua,” ungkap Efi.

Faktor kurangnya kepedulian dan kelalaian orang tua juga dapat menyebabkan terjadinya kenakalan anak. Hal ini lantaran kedua orang tua lebih sibuk mengurus pekerjaan ataupun kegiatan lainnya, sehingga waktu bersama dengan anak berkurang.

“Karena seharian berada di luar rumah, mereka bergaul di lingkungan yang salah, akhirnya terjerumus. Pembentukan karakter anak itu adalah dasar agar mereka bisa menghadapi pengaruh global,” kata Efi.

Bukan hanya kenakalan anak, Efi juga menyatakan angka penikahan usia dini juga patut jadi perhatian bersama. Dia menyebut hingga Mei 2020 sudah dua kasus yang dilaporkan.

“Kasusnya di Kecamatan Kelapa Kampit, yang jadi keprihatinan kasus pernikahan itu terjadi tidak berselang lama. Ini yang dilaporkan ke kita, mungkin masih banyak yang belum dilaporkan,” sesalnya. (*/als)