![]() |
Apilion Joniko. IST |
TANJUNGPANDAN, SATAMEXPOSE.COM – Apilion Joniko terpilih jadi satu diantara dua Penyuluh
KB Model Media KKBPK. Yakni agen perubahan/agent
of change di lingkungan jabatan fungsional penyuluh KB.
Agent
of change tersebut diharapkan dapat membawa perubahan positif
terkait profesionalisme dan kontribusi capaian program KKBPK di lapangan. Upaya
menggerakkan program KKBPK diawali dengan menurunkan angka Total Fertility Rate (TFR).
Upaya ini difokuskan pada kelahiran yang terjadi pada
usia remaja yang menjadi penyumbang besar bagi kenaikan maupun penurunan TFR. Yakni
melakukan kegiatan yang terkait dengan penurunan kelahiran usia remaja 15-19
tahun.
“Antara lain dilakukan melalui pembentukan Pusat
Informasi dan Konseling (PIK) Remaja/Mahasiswa berbasis sekolah, kampus maupun
wilayah desa dan kecamatan,” sebut Apilion dalam diskusi dengan
SatamExpose.com, Kamis (7/11/2019).
Menurutnya kegiatan ini merupakan bagian dari upaya Pendewasaan
Usia Perkawinan (PUP). Sehingga terjadi peningkatan usia kawin pertama yang
diikuti dengan persalinan di atas usia 20 tahun.
“Dilihat dari sisi kesehatan, reproduksi di usia lebih
dari 20 tahun tidak lagi rentan terhadap risiko tinggi persalinan,” jelas
Apilion.
Selain itu Apilion juga menjelaskan beberapa upaya lain
untuk menekan angka kelahiran usia remaja. Diantaranya kontrasepsi modern dan kampong
KB.
“Peningkatan kesertaan ber-KB merupakan bagian penting
program KKBPK. Upaya peningkatan penggunaan kontrasepsi modern bagi Pasangan
Usia Subur (PUS) menjadi bidikan utama program terkait dengan efektivitasnya,”
papar Apilion.
“Berbagai metode kontrasepsi modern disediakan sebagai
pilihan seperti IUD, implan, suntik, pil, kondom dan Medis Operasi Pria (MOP)
serta Medis Operasi Wanita (MOW) agar dapat memilih sesuai kebutuhannya. Namun
tetap diberikan motivasi untuk menggunakan kontrasepsi modern jangka panjang,”
papar Apilion.
Sedangkan Kampung KB, sejak dicanangkan Presiden Joko
Widodo pada 14 Januari 2016, Kampung KB diharapkan dapat memberikan solusi bagi
hidupnya kembali program KKBPK di lapangan dalam rangka meningkatkan kualitas
hidup dan kesejahteraan masyarakat.
“Di DIY telah terbentuk 78 Kampung KB. Dimulai dari lima
Kampung KB yang terbentuk pada 2016 dan tahun 2017 berkembang menjadi satu
Kampung KB di setiap kecamatan. Tahun ini diharapkan bertambah minimal 73
Kampung KB dengan prioritas di desa miskin atau desa yang memiliki prevalensi
stunting tinggi,” sebut Apilion.
“Keberhasilan program Kampung KB ini sangat tergantung
pada peran lintas sektor dan mitra kerja BKKBN secara keseluruhan. Dalam
menyinergikan kegiatan-kegiatan di wilayah,” tandas Apilion. (als)