Ticker

6/recent/ticker-posts

POTENSI PERTANIAN DI BELTIM TERBUKA, SUSUN PENELITIAN RENCANA PERTANIAN DI UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN

Tenaga Ahli Penyusunan Rencana Induk Pembangunan Pertanian
Kabupaten Belitung Timur (Beltim) Ruly Eko Kusuma Kurniawan
saat paparan. IST/Diskominfo Beltim


MANGGAR, SATAMEXPOSE.COM – Pulau Belitung sangat dikenal sebagai daerah tambang. Pulau dengan ukuran terbesar kedua di Kepulauan Bangka Belitung ini merupakan salah satu penghasil timah di Indonesia.

Sejak zaman penjajahan Belanda, mineral tersebut terus dieksploitasi. Bahkan sektor perekonomian Belitung sangat banyak dipengaruhi sektor pertambangan. Namun ternyata Pulau Belitung juga menyimpan potensi lain selain pertambangan dan pariwisata yang saat ini berkembang.





Dilansir pers rilis Diskominfo Beltim, Tenaga Ahli Penyusunan Rencana Induk Pembangunan Pertanian Kabupaten Belitung Timur (Beltim) Ruly Eko Kusuma Kurniawan mengutarakan, potensi pertanian di Beltim sangat potensial dan terbuka sekali.

"Potensi pertanian di Beltim sangat terbuka, masih banyak yang belum dikembangkan secara optimal baik tanaman pangan, hortikultura maupun tanaman buah itu," Jelas Ruly di Ruang Rapat Besar Fakultas Pertanian Universitas Jenderal Soedirman (Unsoed), Rabu (16/10/2019).

Adapun kecamatan yang berpotensi untuk tanaman hortikultura, menurut Ruly ialah di Kecamatan Gantung yang posisinya di pesisir-pesisir Gantung. Ia meyakini pembangunan pertanian di Beltim akan berjalan maksimal jika mengacu kepada arahan RIPP berdasarkan hasil dari penelitian yang dilakukan oleh tim ahli dari Unsoed.





"Dari hasil penelitian kami, sudah kita ketahui karakteristik lahan sehingga tersedia analisis kesesuaian lahan. Misal, dengan mengetahui karakteristik tanah  kita akan tahu apa yang dibutuhkan, teknologi apa yang di butuhkan dan teknik budidaya yang harus dilakukan sehingga bisa maksimal," ujar Ruly.

Sementara itu, Asisten I Setda Beltim Sayono menyambut baik hasil penelitian dalam rangka Penyusunan Rencana Induk Pembangunan Pertanian Beltim.

"Ini adalah awal yang baik, karena kita memang harus memiliki rujukan yang jelas untuk membangun Beltim ini,  kita harus berpikir pasca tambang kedepan," sebut Sayono.





Mantan Kepala Bagian (Kabag) Tata Pemerintahan (Tapem) Setda Beltim mengharapkan hasil penelitian dapat bermanfaat untuk masyarakat. Menurutnya lahan-lahan di Beltim yang potensial tidak memiliki data-data yang akurat untuk bisa dikembangkan secara maksimal.

"Lahan-lahan di Beltim kan masih banyak yang potensial tetapi belum ada data-data yang akurat untuk menentukan komuditas mana yang tepat untuk dikembangkan dengan kondisi tanah tertentu," kata Sayono.

Sayono juga mendorong untuk tahun depan agar Rencana Induk Pembangunan Pertanian dapat dibuat Peraturan Daerah sehingga legalitasnya lebih kuat dan benar-benar dijadikan rujukan bagi upaya pengembangan  yang lebih spesifik/sektoral di masa yang akan datang.

"Setelah Rencana Induk Pembangunan Pertanian ini selesai kita mengusulkan untuk dijadikan Perda, jadi Insyaallah tahun depan kita akan mendorong agar menjadi Perda . Pihak Bappelitbangda Beltim sudah mengusulkan agar Raperda Rencana Pembangunan Pertanian ini disampaikan ke legislatif pada masa persidangan kedua tahun 2020," jelas Sayono. (als)