Ticker

6/recent/ticker-posts

PENGGUNA DI TANJUNGPANDAN TAK BISA NIKMATI LAYANAN GOJEK, PARA DRIVER PILIH MOGOK KERJA KARENA HAL INI

Puluhan driver Gojek mogok kerja di KV Senang.

TANJUNGPANDAN, SATAMEXPOSE.COM – Masyarakat pengguna ojek online Gojek tidak mendapat pelayanan selama seharian pada Senin (2/9/2019) kemarin. Pasalnya puluhan driver Gojek melakukan mogok kerja.

Para driver ojek online ini memilih tidak menerima orderan selama satu hari dan hanya berkumpul di kawasan KV Senang, Tanjungpandan. Pemogokan ini dipicu kebijakan perusahaan menurunkan insentif bagi para driver.

Kabijakan baru perusahaan menurunkan insentif dari Rp 80 ribu menjadi Rp 40 ribu. Menurut salah satu driver Gojek yang enggan disebutkan namanya, penurunan insentif ini cukup tinggi dirasakan para driver.


"Kalau turun Rp 10 ribu sih masih wajar. Ini 40 ribu itu tinggal setengahnya. Padahal biaya bensin dan makan termasuk disitu," sebut pria yang masih bujangan ini.

Ia menyebutkan, mogok kerja untuk tak menerima orderan ini tidak akan berjalan lama. Pasalnya para driver Gojek ini memiliki keluarga yang harus dihidupi. Sedangkan pendapatan para driver hanya dari hasil Gojek.

"Ya palingan malam ini sudah jalan. Mau makan apa kita cuma ini pendapatan. Jadi mau tidak mau lah," tambah pria tersebut.

Head of Regional Corporate Affairs GOJEK Wilayah Sumatera Teuku Parvinanda menyebutkan, penurunan intensif dilakukan dalam mendukung pelaksanaan Peraturan Menteri Perhubungan Nomor 12 dan Keputusan Menteri Perhubungan Nomor KP 348 Tahun 2019.


Yakni tarif dasar dan tarif minimum GoRide di Belitung telah ditingkatkan. Seiring dengan meningkatnya pendapatan organik mitra driver dari tarif, maka penyesuaian insentif perlu dilakukan agar Gojek dapat terus menjaga permintaan order dan keberlangsungan ekosistem Gojek.

"Penyesuaian skema insentif juga kami lakukan agar Gojek dapat terus melakukan berbagai inovasi, perbaikan sistem, standar pelayanan maupun mendorong berbagai kegiatan promosi. Hal ini kami lakukan agar Gojek tetap menjadi platform pilihan konsumen sehingga dapat memastikan keberlangsungan pendapatan Mitra kami secara jangka panjang," kata Teuku Parvinanda melalui Whatapps, Senin (2/9/2019).

Menurutnya kesejahteraan mitra (driver) tidak hanya terbatas pada tarif dan insentif. Sejak awal, Gojek telah memiliki ragam inisiatif yang menjadikan mitra driver Gojek terdepan dalam kualitas pelayanan sehingga terus menjadi pilihan pelanggan.


"Kami mempelopori pelatihan pengembangan skill dan pengetahuan (Bengkel Belajar Mitra-BBM), akses untuk pengelolaan keuangan (Gojek Swadaya), hingga pemutakhiran super-app mitra driver Gojek," jelas Teuku.

Sedangkan untuk penerapan tarif kata Teuku, sejauh ini dari pemerintah dilakukan 4 tahap. Tahap pertama 5 kota pada bulan Mei, kemudian 41 kota di bulan Juli, 88 kota di bulan Agustus dan hari ini selebihnya.

"Belitung termasuk dalam 41 kota yang diberlakukan tarif baru pemerintah bulan Juli lalu," tandas Teuku. (fg5)