Ticker

6/recent/ticker-posts

HANYA DUA WANITA LOLOS KE DPRD, INDEKS PENDAYAGUNAAN GENDER BELTIM TURUN

Kegiatan Penyusunan Strategi dan Kebijakan
Pengarusutamaan Gender. IST/Diskominfo Beltim

MANGGAR, SATAMEXPOSE.COM - Indeks Pendayagunaan Gender (IDG) Kabupaten Belitung Timur dipastikan akan turun dalam kurun lima tahun ke depan. Hal ini karena jumlah keterwakilan perempuan dalam parlemen menurun drastis. 

Pasalnya, Angka Keterwakilan Perempuan di parlemen merupakan indikator penilaian utama dalam IDG.

Dilansir dari pers rilis Diskominfo Beltim, IDG Kabupaten Beltim sempat berada di peringkat teratas di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung pada tahun 2018 lalu.



Angka keterwakilan perempuan di lembaga legislatif mencapai 20 persen, yakni 5 orang. Sedangkan pada masa jabatan 2019–2024 hanya dua orang perempuan yang lolos ke DPRD.  

Hal itu menjadi sorotan dan isu strategis saat Kegiatan Penyusunan Strategi dan Kebijakan Pengarusutamaan Gender di Badan Perencanaan Pembangunan, Penelitian dan Pengembangan Daerah (Bapelitbangda).

Fungsionalis Perencana dari Bapelintbangda, Rika Rindra KH mengungkapkan, penurunan angka keterwakilan perempuan bukan hanya di legislatif, namun juga terjadi di yudikatif.



Saat ini jumlah jaksa perempuan di Kejaksaan Negeri Beltim hanya 2 orang dari total 10 jaksa yang ada.

“Kesenjangan jabatan antara laki-laki dan perempuan juga terjadi di lembaga eksekutif. Di mana pada jabatan struktural eselon 2, laki-laki: 20 orang; perempuan : 4 orang, eselon 3  laki-laki: 78 orang, perempuan: 32 orang, eselon 4 laki-laki: 170 orang; perempuan: 119 orang. Padahal tingkat pendidikan PNS perempuan yang lulus S1/S2/S3 sebanyak 798 orang,  lebih banyak dibandingkan laki-laki yakni 593 orang,” ungkap Rika.



Ketimpangan gender bukan hanya terjadi di bidang Pemerintahan, Politik, dan Pengambilan Keputusan, di Bidang Ekonomi dan Ketenagakerjaan masih didapati hal serupa. 

Tingkat partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) perempuan lebih rendah dibandingkan laki-laki. TPAK perempuan tahun 2018 lalu sebesar 53,23 % (24.3014 orang), sedangkan laki-laki sebesar 88,90% (44.729 orang).

“Ketimpangan Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) Tahun 2018 antara laki-laki (0,77%) dan perempuan (2,845%), yang berbanding lurus dengan jumlah pencari kerja, untuk pencari kerja laki-laki sebesar 212 orang, perempuan sebesar 235 orang. Faktor ini lebih disebabkan karena kita ini daerah tambang dan perkebunan, di mana mayoritas pekerja yang ada di dominasi oleh laki-laki,” jelas Rika.



Untuk mengatasi ketimpangan yang ada Kepala Bapelitbangda Kabupaten Beltim, Bayu Priambodo mengatakan sudah menyiapkan berbagai strategi dan kebijakan salah satunya dengan meningkatkan keberdayaan perempuan melalui percepatan pencapaian keterwakilan politik perempuan di parlemen sebanyak 30 persen. 

Selain itu juga dengan memberikan advokasi kepada Baperjakat terkait pentingnya keseimbangan jabatan antara laki-laki dan perempuan.

“Peningkatan partisipasi perempuan di lembaga legislative dan politik dengan focus pada pendidikan politik bagi perempuan dan penguatan forum pemberdayaan perempuan. Kita juga akan melakukan peningkatan kompetensi ketermapilan dan kapasitas aparatur baik laki-laki maupun perempuan,” kata Bayu.



Selain itu upaya peningkatan capaian indeks pembangunan gender dan IDG juga dilakukan melalui pelaksanaan pengarusutamaan gender dengan cara mengintegrasikan pengalaman, aspirasi, kebutuhan dan kepentingan perempuan atau laki-laki ke dalam perencanaan, pelaksanaan, pemantauan, dan evaluasi dari seluruh kebijakan program dan kegiatan pembangunan.

“Pemkab Beltim perlu menyusun strategi dan kebijakan pangarusutamaan gender yang tertuang dalam Rencana Aksi Daerah. Rencana aksi ini dapat dijadikan sarana untu mendukung kelancaran pada proses perencaaan, pelaksanaan dan monev untuk mewujudkan kesetaraan dan keadilan gender,” ujar Bayu.      

IDG merupakan ukuran untuk melihat sejauh mana keterlibatan dan peran aktif perempuan dalam politik dan ekonomi. Semakin tinggi IDG-nya maka kian rendah pula angka ketimpangan gender. (*/als)