Ticker

6/recent/ticker-posts

PENGOPERASIAN PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA CPO DI BELITUNG TERKENDALA, BUPATI: ADA PERUSAHAAN BANGUN PABRIK CPO MINI

Ilustrasi. JIBI

TANJUNGPANDAN, SATAMEXPOSE.COM – Pembangkit Listrik Tenaga Bahan Bakar Nabati (PLTBn) Minyak Kelapa Sawit (CPO) di Desa Pegantungan, Badau, Belitung hingga saat ini belum beroperasi. Padahal pembangkit ini awalnya direncanakan bisa beroperasi awal 2019 lalu.

CPO yang menjadi bahan bakar PLTBn ini menjadi kendala, pasalnya belum terjadi keseimbangan harga antara harga beli CPO dari perusahaan sawit dan nilai jual listrik ke PLN.

Pembangkit ini setidaknya membutuhkan sekitar 11,25 juta liter pertahun. Saat ini harga CPO berada di titik Rp 6 ribu perliter. Meski begitu, Pemkab Belitung terus mencari solusi agar pembangkit ini bisa beroperasi dan menyuplai listrik ke PLN.


“Masalah yang dihadapi sekarang itu harganya belum serasi, sesuai. Kita tidak bicara untung rugi, tapi harga beli CPO dan nilai jual listrik ini belum sesuai,” sebut Bupati Belitung Sahani Saleh kepada SatamExpose.com, Senin (26/8/2019).

Awalnya PLTBn ini direncanakan bisa mendapatkan suplai CPO dari beberapa perusahaan kelapa sawit di Belitung, namun rencana tersebut tak berjalan lancar karena harga CPO di pasar dunia masih fluktuatif.

Perusahaan-perusahaan yang ada memilih menjual CPO hasil produksinya keluar ketimbang menjualnya ke PLTBn dengan harga rendah. Pasalnya harga pasaran CPO di dunia cukup tinggi.


Solusi untuk mendukung pengoperasian PLTBn ini menemui titik terang setelah salah satu perusahaan sawit yakni PT Pratama Unggul Sejahtera (PUS) yang bersedia menyuplai CPO.

Namun PT PUS bersedia membangun pabrik CPO mini untuk menampung sawit dari perkebunan masyarakat. Dan hasilnya yakni CPO disuplai ke pembangkit. Sehingga bisa menjadi solusi bagi pasokan CPO ke PLTBn.

“Mereka sudah berkomitmen mendirikan pabrik untuk menampung sawit dari masyarakat. Jadi masyarakat ada solusi harga yang dikeluhkan saat ini, pembangkit bisa jalan,” tambah pria yang akrab disapa Sanem ini.


Bahkan tim peninjau dari Provinsi Babel terkait pembuatan pabrik tersebut sudah turun ke Belitung. Hal ini untuk memastikan keperluan pembuatan pabrik CPO ini seperti Amdal dan lainnya telah siap.

“Mereka sudah turun tim dari provinsi. Mereka ingin melihat apakah yang dibangun PT PUS sudah dapat beroperasi,” tandas Sanem. (als)