Ticker

6/recent/ticker-posts

FORDAS NILAI SERANGAN BUAYA TERHADAP MANUSIA KARENA HABITATNYA RUSAK

Ketua FORDAS Kab. Beltim Koko Haryanto. Facebook.com
MANGGAR, SATAMEXPOSE.COM - Ketua Forum Daerah Aliran Sungai (FORDAS) Kabupaten Beltim Koko Haryanto angkat bicara terkait kasus serangan buaya yang menewaskan bocah 6 tahun di Danau Nujau, Gantung beberapa waktu lalu.

Lembaga yang bergerak di bidang lingkungan hidup ini meminta institusi terkait agar melakukan tindakan, karena disinyalir ekosistem DAS sudah sangat rusak. 

“Maka saya harap aparat mengambil tindakan tegas agar penyebabnya ditertibkan dulu. Jangan langgar aturan, pemerintah daerah harus segera turun mengatasi ini dengan berkoordinasi juga dengan Kementerian Lingkungan Hidup,” kata Koko dalam pesan WhatsApp yang diterima Diskominfo Beltim, Minggu (14/4/2019).



Koko mengungkapkan kejadian tersebut bukan yang pertama kali. Beberapa waktu lalu ada 3 kejadian, dimana buaya melakukan penyerangan kepada masyarakat yang berada di sekitar sungai.

“Kejadian penyerangan oleh buaya yang berulang ulang ini harus kita pahami sebagai alarm bagaimana buaya sedang melampiaskan kemarahannya.  Dengan demikian apabila penyebabnya tidak ditangani, maka bisa jadi  ini menjadi bencana lingkungan yang akan berlarut larut,” lanjut Koko.

Menurutnya hal itu lantaran, makanan serta habitatnya terganggu. Diduga penambangan yang tidak mengindahkan lingkungan menjadi penyebab utama ekosistem sungai menjadi rusak. 



"Jelas sekali di aliran sungai sudah tercemar sedemikian parah, sehingga habitat buaya terganggu". Tidak lain kalau kita lihat hal itu karena maraknya aktivitas TI disepanjang sungai dan sepadannya,” ujar Mantan Kades Burung Mandi itu. 

Koko mengimbau agar jangan sampai nanti terulang lagi, dan menimbulkan korban, untuk sementara masyarakat diminta menjauhi area-area berbahaya khususnya di sekitar lokasi sungai dan kolong yang ada habitat buayanya.

“Mari bersama-sama kita jaga sungai yang di dalamnya ada habitat buaya serta binatang lainnya. Buaya tidak pilah-pilah siapa yang dimangsanya, anak kecil yang tidak merusak sungai pun dimangsanya,” tutup Koko. (*/als)