Ticker

6/recent/ticker-posts

PENGERJAAN PROYEK ASAL, SULITKAN PENGGUNA JALAN

Gambar : Tumpukan pasir galian bahu jalan tampak dibiarkan menumpuk hingga ketengah badan jalan Air Kelubi sehingga mempersempit kondisi jalan dan hanya bisa dilalui satu mobil saja.

Laporan Wartawan Satam Xpose, Ramsa.
 
Tanjungpandan, SX --

Proyek pelebaran jalan Air Kelubi, yang membatasi Kelurahan Lesung Batang dengan Kelurahan Pangkal Lalang, dinilai masyarakat sekitar asal dan tidak mengindahkan keselamatan pengguna jalan.


Berdasarkan pantauan lapangan tim 'SX', tak tampak papan proyek dan juga terlihat tanah bekas galian bahu jalan yang dibuang ke jalan hingga setengah badan jalan tertutupi tanah bekas galian. 
Gambar : Pengendara sepeda motor tampak melintasi jalan Air Kelubi.. 

Hal ini menyebabkan pengguna jalan merasa tertanggu karena kondisi jalan yang sempit, menjadi tambah sempit oleh tumpukan tanah bekas galian tersebut.
"Sebagai masyarakat, kita sangat senang dengan adanya proyek perbaikan jalan ini, namun sebaiknya proyek perbaikan jalan ini juga memperhatikan para pengguna jalan yang lewat. Jalan ini kan kecil, kalau tanah galiannya ditumpuk di jalan seperti ini, kan jadinya jalan tambah sempit, sehingga berbahaya bagi orang-orang yang lewat. Apalagi kalau malam hari yang minim penerangan, akan sangat berbahaya," ungkap Yudi warga jalan Air Kelubi, Kamis (5/5).

Selain itu Yudi juga mengatakan, sebagian tanah bekas galian juga ada yang dibuang di atas selokan atau saluran drainase jalan. Hal ini juga menggambarkan proyek pengerjaan yang asal karena jika hujan turun maka tanah bekas galian tersebut akan kembali turun ke saluran drainase jalan dan akan membuat drainase menjadi dangkal.

"Sebagian penggaliannya, di lokasi-lokasi yang kosong rumah penduduk, justru tanah bekas galiannya dibuang ke atas selokan jalan. Ini kan namanya asal, percuma dikerjakan, karena kalau hujan, tanah bekas galian tersebut akan turun lagi ke selokan. Harusnya dikumpulkan dan diangkut menggunakan mobil, anggarannya kan pasti ada, ini kan proyek," ujar Yudi kesal.

Yudi juga mengatakan dirinya pernah berbicara dengan pekerjanya dan meminta agar tanah bekas galian tersebut segera diangkut agar tidak terjadi penumpukan yang berakibat pada penyempitan jalan.

"Menurut salah satu pekerja, itu merupakan kewenangan pemborong. Dia juga mengatakan, proyek perbaikan jalan ini milik Dalay Kosim, dibawah pengawasan orang yang disebut-sebut bernama Fauzi," ujarnya.

Selain pasir galian yang menutupi setengan badan jalan, tim 'SX' juga tidak melihat adanya papan proyek yang menjelaskan tentang pengerjaan proyek perbaikan jalan tersebut demikian juga dengan rambu-rambu tentang adanya pengerjaan jalan juga tidak tampak terpasang di lokasi tersebut.
Marwan Putra Fajar, SP

Menanggapi masalah tersebut, Marwan Putra Fajar, SP selaku anggota komisi II DPRD Kabupaten Belitung kepada 'SX' mengatakan pihaknya akan segera meninjau kelapangan dan sesegera mungkin mengambil untuk mengambil tindakan preventif.

Terkait tidak adanya papan proyek ia mengatakan secara tegas bahwa pemasangan papan nama merupakan suatu keharusan sebelum pekerjaan dimulai, karena itu masuk dalam pekerjaan persiapan (pre-construction).

"Pekerjaan persiapan (pre-construction) salah satunya adalah pemasangan papan nama proyek minimal 2 (dua) buah, dengan ukuran dan penempatan yang strategis, mudah dibaca dan aman terhadap gangguan," pungkasnya. 

Hingga berita ini diturunkan, tim 'SX' belum bisa menghubungi Pengembang dan Kepala Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Belitung. Tim***