Ticker

6/recent/ticker-posts

INGIN JADI WAPRES JOKOWI, ABRAHAM SAMAD TEMUI PDIP TAPI DITOLAK BG

SatamExpose.Com-Jakarta - Salah satu pertemuan Ketua KPK Abraham Samad dengan pihak PDI Perjuangan digelar di apartemen mewah di Jakarta.

"Kepada Bapak AS yang pegang institusi besar harus akui pertemuan itu," kata Pelaksana Tugas PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto di Rumah Cemara, Menteng, Jakarta, Kamis (22/1/2015).

Pertemuan itu dilakukan saat Jokowi sedang mencari pendamping atau cawapres dalam Pemilu 2014. Sebagai bukti, Hasto menunjukkan handphone sebagai bukti pertemuan.  "Memang terjadi pertemuan antara petinggi PDI-P, partai koalisi dengan Abraham Samad. Saya sendiri menjadi saksi pertemuan itu," ujar Hasto di rumah bekas media center di Jalan Cemara, 19, Menteng, Jakarta Pusat pada Kamis (22/1/2015). "Kami ingin tegaskan bahwa apa yang bapak bilang cerita itu fitnah, tidak betul, bohong, kebenarah itu harus dipertanggungjawabkan di hadapan publik," lanjut Hasto.

Hasto menyebut, pertemuan antara kekuatan politik pengusung Jokowi sebagai calon Presiden dengan Abraham Samad beserta tim yang mengusungnya, terjadi lebih dari lima kali. Hasto tidak ingat, di mana saja pertemuan berlangsung. Saat itu, Samad menyampaikan keinginannya untuk mendampingi Jokowi sebagai calon wakil presiden.

Namun, seiring berjalannya waktu, PDI-P tak jadi meminang Samad. Saat itu 'banteng hitam' memilih Jusuf Kalla sebagai pendamping Jokowi bertarung di Pilpres 2015. Yang menjadi pertimbangan, yakni kekuatan politik di belakang Jusuf Kalla dianggap mampu membawa pasangan nomor urut dua tersebut memenangkan pesta demokrasi lima tahunan itu.

Tanggal 19 Mei 2015, satu hari sebelum Komisi Pemilihan Umum (KPU) menutup pendaftaran calon presiden dan wakil presiden, Hasto mengaku ditugaskan Jokowi menyampaikan ke Abraham bahwa Jokowi menetapkan Jusuf Kalla sebagai calon wakil presiden. "Malam hari jam 24.00 WIB saya bertemu Abraham Samad di sebuah apartemen Pasific Place. Setelah saya ceritakan bahwa yang jadi cawapres adalah JK, Abraham bilang, 'ya saya tau, saya sudah melakukan penyadapan'," ujar Hasto.

"Abraham Samad juga bilang, saya tahu yang menggagalkan saya menjadi calon wakil presiden adalah Pak Budi Gunawan. Ada seperti ungkapan kecewa dari Abraham. Saya berempati kepada dia dengan menanyakan Abraham apa saran dia ke depan untuk Pak Jokowi," lanjut Hasto.

Hasto menegaskan bahwa kisah lobi politik ini diungkap bukan lantaran manuver KPK menetapkan Budi Gunawan sebagai tersangka. Hasto mengaku hanya geram lantaran Abraham menyangkal kisah lobi politiknya di hadapan media massa. PDI-P beranggapan bahwa Abraham menggunakan KPK sebagai alat untuk meraih kekuasaan.

"Kami berharap publik berfikir jernih saja untuk melihat krisis ini. Bahwa ada oknum di KPK yang tergoda dengan kepentingan politik menjadi cawapres atau jaksa agung," ujar Hasto.[inilah/kompas/ted]