Ticker

6/recent/ticker-posts

GUBERNUR SEBUT PELAKSANAAN ISOTER PASIEN COVID-19 AKAN DIMULAI DARI PROVINSI

Gambar : Gubernur dan Forkopimda lakukan peninjauan di Asrama Haji dan BLK yang
nantinya akan digunakan sebagai karantina isolasi terpadu pasien Covid-19, Rabu(4/8).

 

Pangkalpinang | Satam Expose.com - Gubernur Kepulauan Bangka Belitung, Erzaldi Rosman bersama Forkopimda kompak untuk bertindak tegas dengan segera mengaktifkan Lokasi Isolasi Terpadu (Isoter).

Menurutnya, Pemerintah saat ini tidak lagi mengedepankan isolasi mandiri (isoman) namun lebih mengutamakan penerapan isolasi terpada (isoter) dimana para pasien nantinya akan ditampung ke lokasi-lokasi karantina yang sudah ditentukan.

“Insya Allah kita akan memulai Isoter ini, kita mulai dari provinsi dengan memanfaatkan Asrama Haji dan Balai Latihan Kerja (BLK) Pemerintah Provinsi Kepulauan Bangka Belitung (Pemprov. Babel)," ungkapnya kepada wartawan saat meninjau Asrama Haji dan BLK bersama Forkopimda, Rabu (4/8).

Kedua gedung yang terletak di Komplek Perkantoran Pemprov. Babel tersebut diperkirakan dapat menampung 400 orang, Gedung BLK memiliki 40 kamar sedangkan Gedung Asrama Haji  114 kamar dan setiap kamar dilengkapi dengan dua tempat tidur, kamar mandi dan lemari pakaian layaknya penginapan. 

Tidak hanya itu, masyarakat yang melakukan isolasi di tempat tersebut tidak perlu khawatir akan kebutuhan makan, minum, laundri serta obat-obatan, karena semua akan disediakan oleh pemerintah. 

"Kami bersama Forkopimda sepakat untuk membuat satu dapur umum agar pasien dan keluarga pasien tidak perlu repot. Intinya, masyarakat tidak perlu khawatir dan takut karena mereka akan dilayani dengan sebaik-baiknya," tandas Erzaldi.

Sementara itu, Kapolda Babel, Irjen. Pol. Drs. Anang Syarif Hidayat yang ikut dalam peninjauan tersebut mengatakan, langkah ini (isoter, red) harus diambil sesuai dengan kesepakatan bersama mengingat hasil evaluasi menggambarkan bahwa isoman kurang efektif.

"Masyarakat harus taat, dan saya juga perintahkan kepada jajaran saya untuk menertibkan masyarakat untuk memberi pemahaman kepada masyarakat bahwasanya yang sakit harus dipisahkan dengan yang tidak sakit. Jadi jangan takut, disini mereka akan dirawat dengan baik," ungkapnya.

Hal senada juga disampaikan Kepala Kejaksaan Tinggi Babel, Daru Tri Sadono, SH., Mhum, dimana menurutnya  dibutuhkan kesadaran dan kepatuhan masyarakat dan Pemerintah jika ingin penanggulangan Covid-19 di Babel berhasil.

"Kita harus pahami, isoter ini menjadi role model bagi kita untuk menangani kasus Covid-19 sebagai bentuk represif dan sekaligus didalamnya ada upaya upaya preventif juga, dan  SOP Isoter akan kita susun sehingga dibutuhkan kesadaran dan kepatuhan," tegasnya. (ikp-babel)