Ticker

6/recent/ticker-posts

NELAYAN BANGKA TOLAK KIP DAN PIP

Gambar : Gubernur mediasikan PT. Timah dan para nelayan Bangka
di di Kantor PT. Timah Tbk.

 


PANGKALPINANG, SATAMEXPOSE.COM - Kompleksnya permasalahan pertambangan timah lepas pantai (off shore). Gubernur Kepulauan Bangka Belitung (Babel), Erzaldi Rosman memfasilitasi pertemuan antara PT. Timah   dan para nelayan di Kantor PT. Timah Tbk sebagai tindak lanjut dari aksi demo tanggal 5 April 2021 lalu.`

Pertemuan tersebut dihadiri pula Kapolda Babel, Kajati Babel, Direktur Operasi dan Produksi PT Timah Tbk,  Danrem 045/Gaya, serta perwakilan nelayan, Kabupaten Bangka, Bangka Barat dan Bangka Selatan.

Dalam pertemuan tersebut Gubernur menegaskan dirinya bersama masyarakat nelayan berjuang agar tidak dirugikan akibat aktivitas penambangan PT. Timah.

Disisi lain, Gubernur menjelaskan perannya di daerah untuk menjabarkan dan melaksanakan kebijakan pembangunan pusat, yang diharuskan mendukung  perusahaan pelat merah tersebut agar mendapatkan keuntungan sehingga memberikan sumbangsih bagi bangsa dan negara.

Sebelumnya, nelayan Kabupaten Bangka, dalam hal ini nelayan Matras dan Tanjung Kelabat menolak kehadiran Kapal Isap Produksi (KIP). Dilanjutkan  dengan nelayan Tanjung Ketapang serta Batu Perahu Kabupaten Bangka Selatan, mereka menuntut hal serupa ditambah dengan penghentian pengoperasian Ponton Isap Produksi (PIP) di wilayahnya.

Abdullah, salah satu perwakilan nelayan mengatakan, nelayan banyak dirugikan terkait aktivitas tersebut yang berdampak mengurangi hasil tangkapan para nelayan.

Sementara itu Presiden Mahasiswa Babel, Yusuf Saputra berharap adanya kebijakan meskipun IUP sudah terbit hingga 2025, dikarenakan masyarakat sudah sepakat menolak. 

"Meski Babel kita dikarunia timah akan tetapi harus melihat dari sisi lain akibat penambangannya, seperti efek sosial, kelautan dan  pariwisata yang hancur. Selain itu, jangan intimidasi nelayan dari pihak manapun terkait penolakan mereka terhadap KIP," ujarnya.

Demikian pula halnya dengan nelayan Belo Laut, mereka diresahkan dengan adanya kabar Ponton Isap Produksi (PIP) milik PT Timah akan masuk ke perairan Belo Laut.

Perwakilan nelayan Belo Laut, Alfian menolak keras kehadiran Ponton Isap Produksi (PIP) yang ada di kawasan Belo Laut yang diisukan pengoperasian 1 mil di pinggir pantai.

"Karena kegiatan itu kurang lebih satu mil dari pesisir, kemudian di situlah tempat kami mencari ikan," terangnya.

Menanggapi hal tersebut, Direktur Operasi Produksi (Dirops) PT Timah, Agung Pratama menjelaskan untuk beroperasi PIP, disebutkan pasti akan melalui rangkaian mekanisme di antaranya Standard Operasional Pekerjaan (SOP) serta pemberitahuan, yang hingga kini pihaknya tidak pernah mengeluarkan karena tidak pernah ada wacana menuju ke arah sana.

"Kabar PIP yang masuk ke Batu Perahu dan Belo Laut, sampai sejauh ini kita belum ada untuk rencana kegiatan PIP di kedua wilayah tersebut," ujarnya..

Gubernur Kepulauan Bangka Belitung (Babel), Erzaldi Rosman selaku fasilitator menekankan kepada PT. Timah dalam menjalankan usahanya agar tidak merugikan masyarakat.

"Saya sarankan kepada PT. Timah untuk menambah direksi yang khusus mengadakan komunikasi dengan masyarakat. Perjuangan nelayan yang terganggu karena aktivitas pertambangan ini sudah didengar PT. Timah, saya yakin perusahaan akan  mengakomodir keinginan para nelayan," ujarnya.

Pada kesempatan tersebut Gubernur juga mengatakan bahwa dirinya tidak dapat membatalkan IUP sekalipun dirinya Gubernur. Oleh karenanya, jika masyarakat berkeberatan terkait aktivitas penambangan untuk mengirimkan surat penolakan, yang nantinya akan menjadi dasar untuk disampaikan ke Pemerintah Pusat. (ikp-babel)