Ticker

6/recent/ticker-posts

TAK ADA SELEKSI PASKIBRAKA TINGKAT PROVINSI DAN NASIONAL TAHUN INI, BEGINI NASIB 32 CALON PASKIBRAKA BELITUNG

Ketua PPI Belitung Yovie. IST

TANJUNGPANDAN, SATAMEXPOSE.COM – Hari Kemerdekaan RI ke-75 hanya tinggal sebulan. Menjadi Pasukan Pengibar Bendera Pusaka (Paskibraka) di Istana Negara menjadi impian para pelajar.

 

Namun peringatan HUT RI 2020 ini sedikit berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya terkait Paskibraka di Istana Negara. Pasalnya Paskibraka yang akan terlibat merupakan tiga orang cadangan Paskibraka 2019.

 

Hal ini sesuai Surat Edaran Menteri Sekretaris Negara RI perihal pedoman peringatan HUT Ke-75 Kemerdekaan RI. Yakni terkait pandemi Covid-19 yang juga melanda Indonesia saat ini.

 

Sehingga 32 calon paskibraka tingkat kabupaten batal mengikuti seleksi ke tingkat provinsi dan nasional pasca dibatalkan oleh Kemenpora. Namun Pengurus Kabupaten Purna Paskibraka Indonesia (PPI) Belitung telah menyampaikan masukan ke pemkab terkait nasib 32 calon paskibraka ini.

 

Ketua Pengurus Kabupaten PPI Belitung Yovie Agustian Putra melalui press release yang diterima SatamExpose.com menyebutkan, 32 calon paskibraka kabupaten ini tetap menjadi paskibraka.

 

"Dengan adanya edaran ini kita ikuti saja pola tiga seperti di Istana, lantas bagaimana dengan 29 orang lainnya. Mereka tetap menjadi Paskibraka tahun 2020, karena syaratnya adalah dikukuhkan oleh Bupati,” sebut Yovie.

 

“Mekanisme pengukuhan di era new normal ini bisa melalui teleconfrence tidak harus tatap muka," tambah Yovie Agustian Putra.

 

Yovie menilai beberapa point yang menyangkut kehadiran Paskibraka dalam surat edaran tersebut, menurutnya adalah sesuatu yang menyesuaikan dengan keadaan di daerah.

 

Dalam edaran tersebut dijelaskan bahwa komposisi petugas upacara di Istana Merdeka Jakarta pada peringatan detik-detik proklamasi tahun ini berjumlah tiga orang yang berasal dari cadangan Paskibraka tahun 2019.

 

Menurut Yovie, hal itu wajar karena di tingkat pusat tidak dilaksanakan seleksi, sama halnya di tingkat provinsi. Namun, kondisi berbeda terjadi di Kabupaten Belitung, sudah terpilih 32 orang yang siap dilatih untuk bertugas.

 

"Hal ini bahkan sudah dibahas melalui meeting zoom (online) bersama dengan pengurus provinsi dan WAG PPI se-Indonesia yang diantara mereka juga merupakan para pelatih Paskibraka dan Unsur TNI Polri," papar Yovie.

 

Ia juga sepakat jika pola Paskibraka di daerah mengikuti Istana Merdeka Jakarta dilakukan dengan khidmat, sederhana, minimalis dan mengedepankan protokol kesehatan.

 

Meskipun sebelum Pandemi Covid-19, Paskibraka menggunakan pola pasukan 17, delapan dan tiga ditambah pasukan 45 dari TNI Polri. "Itu tidak masalah yang penting mereka sudah dikukuhkan," ujar Yovie.

 

Yovie menambahkan terkait dengan Pernyataan Kadispora Belitung yang menyatakan bahwa nasib 32 orang yang telah terseleksi menunggu Kebijakan Bupati, dirinya sangat sepakat dengan hal itu.

 

Sebab, proses seleksi dilakukan sangat ketat dari ratusan peserta terpilih 32 orang putra-putri terbaik. Bahkan satu diantara mereka terdapat pelajar dari Kecamatan Selat Nasik mewakili sekolahnya.

 

Ia harus menyeberangi lautan untuk bisa terpilih sebagai Paskibraka yang bertugas mengibarkan Duplikat Bendera Pusaka.

 

“Saya yakin perjuangan 32 orang putra-putri terpilih ini akan menjadi pertimbangan bupati, wakil bupati dan sekda. Mereka sudah menangis tidak ada seleksi di tingkat nasional dan provinsi, jangan kita tambahkan kesedihannya dengan tidak hadir pada upacara pengibaran bendera," tandas Yovie. (mg1)