![]() |
Bupati Beltim Yuslih Ihza saat verifikasi peraih penghargaan Dwija Praja Nugraha dari PB PGRI. IST/Diskominfo Beltim |
MANGGAR, SATAMEXPOSE.COM – Undang-undang mengamanatkan
agar anggaran pendidikan di setiap daerah minimal sebanyak 20 persen dari
anggaran total. Amanat UU tersebut bukan hanya dipatuhi Pemkab Beltim, namun
lebih dari itu.
Pemkab Beltim menganggarkan hampir 25 persen dari total
anggaran yang ada untuk pendidikan dalam APBD 2019. Bahkan dalam APBD
Perubahan, Pemkab Beltim menambah anggaran sebanyak Rp 5 miliar.
“Anggaran pendidikan hampir mencapai 25 persen, bahkan di
ABT (APBD Perubahan, red) 2019 kita
tambah 5 miliar. Terus juga tunjangan untuk guru sekolah formal, bahkan
informal yakni TPA kita naikkan,” ungkap Bupati Belitung Timur Yuslih Ihza
dalam pers rilis Diskominfo Beltim.
Hal ini membuat Yuslih Ihza terpilih menjadi nominasi
calon penerima penghargaan Dwija Praja Nugraha Tahun 2019. Nama Yuslih
diusulkan oleh Pengurus Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) Kabupaten
Beltim.
Penghargaan Dwija Praja Nugraha merupakan apresiasi
tertinggi dari guru-guru yang tergabung dalam PGRI kepada Kepala daerah yang
memiliki komitmen tinggi dalam memajukan kualitas, meningkatkan mutu pendidikan
dan meningkatkan kesejahteraan guru di daerah.
Pemenang akan menerima penghargaan langsung dari Presiden
RI, Joko Widodo saat Upacara Puncak HUT PGRI ke 74 dan Hari Guru Nasional ke 34
pada 30 November 2019 mendatang di Bekasi, Jawa Barat.
Sebelum terpilih menjadi pemenang, para kepala daerah
diverifikasi dan diwawancara oleh Pengurus Besar PGRI Pusat. Wakil Sekretaris
Jenderal PB PGRI Pusat Jejen Musfah datang ke Kabupaten Beltim untuk melakukan
verifikasi terkait data-data yang sudah diajukan oleh PGRI Beltim.
“Jadi PGRI Belitung Timur merasa Bapak Bupati telah
melakukan banyak hal selama masa kepemimpinannya terhdap mutu pendidikan di
Belitung Timur dan peduli dengan kesejahteraan guru. Data-data usulannya sangat
lengkap,” ungkap Jejen seusai wawancara dengan Bupati Beltim di ruang kerjanya,
Senin (11/11/2019).
Selain wawancara langsung dengan Yuslih, Jejen juga akan
mendengar penuturan dari MKKS, para kepala sekolah dan pengawas terkait layak
tidaknya penghargaan diberikan. Setidaknya ada 20 kepala daerah dari seluruh
Indonesia yang menjadi nominasi penerima Penghargaan Dwija Praja Nugraha tahun
2019.
“Ternyata setelah kami ke sini banyak sekali informasi
yang jauh lebih besar, lebih bagus terkait dengan komitmen Bapak Bupati
terhadap pendidikan di Kabupaten Beltim. Banyak data-data baru yang menyatakan
beliau bukan hanya peduli di bidang pendidikan, namun juga kesehatan,” kata
Jejen.
Yuslih Ihza menyatakan tidak tahu menahu sebelumnya jika
dirinya dimasukkan dalam nominasi calon penerima penghargaan Dwija Praja
Nugraha Tahun 2019. Bupati pun akan menyerahkan mekanisme penilaian kepada
panitia PB PGRI Pusat.
“Jadi ini masih tahapan, saya sebenarnya tidak tahu
sebelumnya masuk nominasi. Ini dari pusat, usulan dari para Guru, jadi terserah
penilaiannya baru sebatas nominasi,” ujar Yuslih.
Pemkab Beltim juga terus melakukan peningkatan pada fisik
sekolah dan infrastruktur pendidikan. Sealin itu pengadaan program beasiswa
bagi putra-putri daerah yang kurang mampu juga bukti kepedulian terhadap
pendidikan di Kabupaten Beltim.
“Koordinasi selama ini dengan PGRI berjalan dengan baik.
Selain itu terkait kantor PGRI juga sudah diberikan pinjam pakai untuk kegiatan
PGRI. Saya juga tak pernah absen dialog dengan anggota PGRI dan sering menjadi
Inspektur Upacara saat hari Peringatan PGRI,” beber Yuslih.
Bupati Beltim menerima kunjungan Wakil Sekjen PGRI yang
didampingi oleh Kepala Dinas Pendidikan Amrizal, Kepala Bapelitbangda Bayu
Priambodo, serta pengurus PGRI Kabupaten Beltim. Pertemuan dilanjutkan dengan
makan siang bersama di Pantai Serdang Manggar. (*/als)