Ticker

6/recent/ticker-posts

EMBUNG AIR BAKU GUNUNG MENTAS JADI, RUMAH WARGA TERENDAM AIR SETINGGI LUTUT

Embung Air Baku Gunung Mentas. SatamExpose.com/Aldhie
TANJUNGPANDAN, SATAMEXPOSE.COM - Masyarakat Jalan Raya Kelapa Kampit, Desa Kepayang, Badau yang bermukim tepat di sebelah Embung Air Baku Gunung Mentas mengeluhkan dampak negatif pembangunan embung tersebut.

Sejak embung itu ada, enam rumah yang berada tepat di sebelah tanggul embung kebanjiran saat aliran air Sungai Raya II meluap. Padahal sebelum dibangun embung, pemukiman penduduk ini tak pernah kebanjiran.

Warga setempat, Iyan mengatakan setidaknya ada enam rumah yang terendam air hingga setinggu lutut orang dewasa di dalam rumah. Menurutnya banjir yang dialami warga sekitar dikarenakan beberapa faktor.

"Dulu nggak pernah banjir, tapi sejak ada embung ini jadi kebanjiran. Lihat aja itu lemariku rusak gara-gara terendam air," sebut pria paruh baya ini kepada SatamExpose.com, Jumat (15/2/2019) lalu.

Banjir tersebut disebabkan Sungai Raya II yang mengalir di samping dan belakang rumah warga ini tak lagi mampu menampung debit air yang banyak saat hujan deras datang.

Aliran sungai tersebut dulu bercabang, ke arah belakang rumah warga dan ke arah embung. Namun saat ini cabang sungai tersebut tertutup tanggul embung, sehingga air hanya mengalir ke satu arah, yakni ke belakang rumah warga.

Tak hanya itu, sungai yang ada saat ini juga sudah dangkal. Padahal sebelum dibangun embung, sungai tersebut cukup dalam. Sehingga mampu menampung air hujan cukup banyak dan tak meluap.

"Dulu sungai itu dalam, mereka bikin embung itu kan ngeruk yang ade di dalam, ditumpuk yang sekarang jadi tanggul. Tapi itu longsor ke sungai, jadi dangkal aiknye," jelas Iyan.

Iyan berharap pemerintah membuat solusi agar warga sekitar tak kebanjiran saat hujan deras datang. Terlebih saat banjir, genangan air juga terjadi di dalam rumah-rumah warga.

Embung Air Baku Gunung Mentas ini mulai dibangun pada 2016 lalu. Pembangunan dilakukan hingga 2018 dengan sumber Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) senilai Rp123.202.129.000.

Pemerintah daerah setempat berharap embung ini bisa menjadi sumber air baku untuk masyarakat. Terlebih kebutuhan masyarakat akan air bersih saat kemarau tiba. (ppg)